Sayang, semua yang terjadi saat ini dalah sama ketika dulu kita tak saling mengenal, oh mungkin lebih tepatnya dulu ketika aku belum mengenalmu. Karena saat ini, aku tak lagi ingin mengenalmu... aku tak mengerti, tapi memang begini adanya.
Sayang, kau tahu, bahwa ketika hatimu tersakiti, maka akan ada luka di sana, luka yang menggores bagian dari hatimu. Lalu ketika luka itu telah bersemayam lama, lambat-laun luka itu akan kering. Tapi sayang, luka itu meninggalkan sebuah noda di hatimu, sekalipun luka itu sudah kering, luka itu meninggalkan bekas. Memang benar ketika luka itu tak lagi sakit, tapi bekas itu akan tetap meleka setia di hatimu, suatu waktu ketika si penggores luka itu muncul di kehidupanmu lagi, niscaya bekas luka yang telah kering itu akan memunculkan nyerinya. Begitu seterusnya. Yang dapat kau ambil dari sini adalah, luka dan bekas itu tetaplah ada, dia permanen di hatimu. Sayang, sama halnya dengan luka yang kau goreskan di hatiku, dia permanen, permanen, sayanku...
Sayang, aku pernah menyayangimu, bahkan mungkin sangat menyayangimu. Berawal ketika kau selalu ada untukku, disetiap waktuku, di setiap ambang batas lelahku, juga waktu bahagiaku, kau ada, kau nyata untukku.
Sayang, aku pernah begitu percaya padamu, seperti manusia yang percaya bahwa matahari akan terbit di setiap paginya dan tenggelam di senjanya. Aku pernah mempercayaimu, dengan sepenuh hatiku, bahwa apapun yang kau ucapkan, kau kerjakan, dan kau janjikan, adalah nyata untukku. Tapi sayang, kau tidak menepatinya, karena kau tidak menjunjung tinggi janjimu kepadaku. Sayang, aku kecewa...
Sayang, aku pernah begitu mengagumimu. Oleh caramu belajar dalam hidup dan hidup untuk belajar. Aku belajar banyak hal darimu, aku melihat sisi berbeda dari hidup. Terimakasih...
Sayang, manis dan pahit itu saling berimbang, bukan? satu waktu kau memberiku banyak hal tentang menisnya hidup, tentan manisnya memilikimu, tentang indahnya berbagi kasih, tentu saja denganmu. Waktu ketika kata 'aku' berubah menjadi 'kita'. Indah memang ... Sayang, tapi kau tahu? semua tak lagi indah untukku ketika kuterima pahit kenyataan bahwa kau, kau berkhianat padaku. Tentang semua ucapanmu, janjimu, dan... cinta kita. Kau berdua, kau memagut kasih dengannya, dengan gadis itu, ketika kau masih bersama denganku. Dan kau sayang, kau sangat menyakitiku.
Sayang, aku hanya ingin kau bicara padaku ketika sayang itu tak lagi kau miliki sepenuhnya untukku, ketika aku bukan lagi bahagiamu, atau ketika kau tak lagi menginginkanku. Aku ingin kau berlaku jujur padaku, aku ingin kau tak membohongiku. Aku pasti merelakanmu jika aku memang tak lagi baik di hatimu, maka aku tak akan sesakit ini.
Sayang, saat ini, maaf jika aku begitu sangat membencimu... Aku membencimu....
Dear : Arizal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar