Senin, 10 Desember 2012
'Teman, mencintai seseorang bukan berarti kamu
harus menjadi seperti dia,otaknya harus kamu pindah ke otakmu,
kebodohannya harus kamu jadikan dirimu, hatinya harus menjadi hatimu. Mencintai adalah hal wajar dalam hidup manusia,bukan pencapaian
hidup... jadilah dirimu sendiri, milikilah mimpi-mimpimu sendiri. capailah dan
wujudkan, jadikan dirimu agar dibanggakan semua orang, bukan kamu
membanggakan pacarmu dan merasa dirinya adalah dirimu.' - Evi Idawati
Memilih
Semua orang pernah jatuh cinta, pernah
mendapatkan penolakan, dan merasakan kekecewaan. Beberapa memilih untuk
bangkit dan bersyukur hingga kemudian mereka mendapatkan pengganti yang
lebih baik. Beberapa memilih untuk berlarut-larut dalam kesedihan dan
berharap masa lalu menghampirinya lagi dengan lebih ramah. Beberapa lagi
memilih untuk mengambil jeda dan beristirahat, memilih untuk sendiri
dan menuliskan cita-cita masa depan, tetap bersyukur lalu meraihnya.
Mana yang kau pilih?
Mana yang kau pilih?
Hitung Hari
Sebentar lagi Terima Raport
Sebentar lagi Lustrum sekolah, pensi sekolah
Sebentar lagi liburan, dua minggu lagi semester dua
Sebentar lagi Ujian Nasional
Sebentar lagi SNMPTN
Sebentar lagi GCPW-PromNightSMA9
Sebentar lagi Kuliah
Sebentar lagi ....
Sebentar lagi Lustrum sekolah, pensi sekolah
Sebentar lagi liburan, dua minggu lagi semester dua
Sebentar lagi Ujian Nasional
Sebentar lagi SNMPTN
Sebentar lagi GCPW-PromNightSMA9
Sebentar lagi Kuliah
Sebentar lagi ....
Terbiasa
Oleh : Anjani
Mungkin aku terbiasa
Bersama hari yang bercerita, terus saja mengagung-agungkan cinta
Tentang waktu yang terlalu lama dan tentang detik yang tak terlupa
Tentang kita
Serupa rinai membawa gerimis aku bermanja-manja
Dan kau menyanyi syahdu dalam gerai mendung sayu
Dekapmu aku merindu-rindu tergugu malu
Samakanlah kedipnya di atas bibir terkulum cita
Mungkin aku terbiasa
Bersama roma krisan kau tunjukkan keajaiban
Tentang mata yang tidak lagi berfana-fana maya
Tentang kita
Kau ingat tentang hujan yang menyengat
Kemarin sepertinya rintik itu merajin
Nyatanya kita sudah seabad
Aku sudah dingin terlalu carilah penghangat
Mungkin aku terbiasa
Bersama hari yang bercerita, terus saja mengagung-agungkan cinta
Tentang waktu yang terlalu lama dan tentang detik yang tak terlupa
Tentang kita
Serupa rinai membawa gerimis aku bermanja-manja
Dan kau menyanyi syahdu dalam gerai mendung sayu
Dekapmu aku merindu-rindu tergugu malu
Samakanlah kedipnya di atas bibir terkulum cita
Mungkin aku terbiasa
Bersama roma krisan kau tunjukkan keajaiban
Tentang mata yang tidak lagi berfana-fana maya
Tentang kita
Kau ingat tentang hujan yang menyengat
Kemarin sepertinya rintik itu merajin
Nyatanya kita sudah seabad
Aku sudah dingin terlalu carilah penghangat
Rupanya kau sudah belajar
Tentang kehilangan yang sakitnya
bergelegar
Rupanya menyesal adalah pilihan
Tentang waktu yang mudah saja menjadi
sortiran
Rupanya juga aku mengambil pelajaran
Tentang bertulus-tulusan dan
bersabar-sabaran
Rupanya aku terlalu lelah dan berangsur
lemah
Dan memulai lagi kurasa tidak mudah
Mungkin aku terbiasa
Menjadi tanpamu ya
Gadis Dosa
Dosa yang
seperti apa yang akan didapatkan oleh seorang gadis yang menolak pria karena
mencoba untuk jujur. Gadis itu, harus menanggung dosa, kah? Gadis itu, yang
telah menyakiti pria yang memiliki rasa yang telah Tuhan berikan kepadanya
sebongkah hati. Gadis itu yang tidak bisa memilih untuk tidak disukai, untuk
tidak diberi hati. Bagaimana mungkin gadis menerima hati yang tidak sama dengan
hatinya. Gadis itu…, lagi-lagi berdosa, karena jujur.
Senin, 26 November 2012
Dengan kata, aku bercerita ..
Seringkali apa yang terlihat mudah tidak benar-benar mudah, seringkali juga apa yang terlihat sulit tidak sesungguhnya sulit.
Ada satu waktu kau merasa demikian, karena apa yang kau pikirkan berawal dari sebuah pandangan.
Setiap orang berhak bercerita, semua orang memiliki ketentuan sendiri terhadap hidupnya.
Dengan kata, aku bercerita ..
Ada satu waktu kau merasa demikian, karena apa yang kau pikirkan berawal dari sebuah pandangan.
Setiap orang berhak bercerita, semua orang memiliki ketentuan sendiri terhadap hidupnya.
Dengan kata, aku bercerita ..
Jumat, 23 November 2012
Rumor
Aku menyesal pernah menyayanginya. Kau tahu, tidak mudah memang mengakui masa lalu ketika saat itu terasa sungguh memalukan menurutmu. Tidak, bukan karena dipermalukan orang lain atau semacamnya. Lebih tepat malu karena dirimu sendiri. Malu karena perah menyayangi seorang 'bajingan'. Malu karena saat itu mengabaikan kata orang-orang. Hey, terkadang rumor belum tentu tidak bermanfaat. Sesekali kau harus mendengarkan ...
Belajar
Masih belajar untuk tidak mengeluh,
masih belajar untuk mengontrol emosi,
masih belajar untuk menjadi pendengar yang baik,
masih belajar untuk .... bersyukur .
masih belajar untuk mengontrol emosi,
masih belajar untuk menjadi pendengar yang baik,
masih belajar untuk .... bersyukur .
Rabu, 03 Oktober 2012
Jalan
Pagi ini, di Jalan Kaliurang, aku tidak bisa mencegah bibirku untuk menyunggingkan senyum sepanjang jalan. Hal sepele memang, tetapi tanpa ku sadari aku melakukannya, tertawa. Aku melihat anak kecil, dibonceng ibunya di atas motor dengan selendangyang membuat anak itu tetap terjaga, dengan helm orang dewasa. Sungguh, kepala dan lehernya tenggelam, dan itu lebih dari sekedar menggemaskan. Terlebih raut wajah anak kecil yang masih polos itu, aku harus tersenyum sepanjang jalan. Aku pun sangat mengerti bahwa ibu anak laki-laki itu pastilah sangat menyaynginya, melindungi dengan sepenuh perhatiannya. Menjaganya, dengan tulus. Terimakasih ya, andai saja aku bisa berterimakasih kepada anak itu karena membuat pagiku begitu mengesankan.
Di sisi lain, pikiranku melayang ke dua tahun yang lalu. Aku dijemput seseorang, yang saat itu sangat berarti untukku, dan kami melewati Jalan Gejayan. Jalanan lumayan padat karena saat itu jam anak-anak pulang sekolah. Tiba-tiba motor yang ku boncengi berhenti. Temanku membuka kaca helm dan menengok ke arah kiri jalan. Begini katanya, 'Ibu, anaknya mau jatuh, mboncengnya miring, nanti jatuh, Bu.' lalu dia tersenyum tulus disusul ucapan terimakasih dari ibu itu seusai menggeser anaknya untuk duduk dengan semestinya.
Sedikit berbeda, namun sanggup menggelitik hatiku. Yaa, namanya ketulusan..
Di sisi lain, pikiranku melayang ke dua tahun yang lalu. Aku dijemput seseorang, yang saat itu sangat berarti untukku, dan kami melewati Jalan Gejayan. Jalanan lumayan padat karena saat itu jam anak-anak pulang sekolah. Tiba-tiba motor yang ku boncengi berhenti. Temanku membuka kaca helm dan menengok ke arah kiri jalan. Begini katanya, 'Ibu, anaknya mau jatuh, mboncengnya miring, nanti jatuh, Bu.' lalu dia tersenyum tulus disusul ucapan terimakasih dari ibu itu seusai menggeser anaknya untuk duduk dengan semestinya.
Sedikit berbeda, namun sanggup menggelitik hatiku. Yaa, namanya ketulusan..
Minggu, 09 September 2012
Dua Belas
Aku sudah kelas dua belas saat ini. Yaa, rasanya baru kemarin aku masuk di kelas sepuluh satu. Rasanya baru kemarin aku mengenal teman-temanku, makan dan bergosip di kantin pada jam istirahat atau justru makan bekal bersama di kelas. Rasanya memang baru kemarin saat aku mulai menyukai kakak kelas, melihat sahabat-sahabatku jatuh cinta dan patah hati, juga mendapatkan diriku sendiri jatuh cinta pada teman satu angkatanku. Semuanya terasa sebentar etapi nyatanya sudah dua tahun.
Tahun depan,.... my graduation. Akan ke mana nanti dan bagaimana nanti aku belum yakin. Tetapi, semua orang memiliki mimpi. Aku akan meraihnya!
Tahun depan,.... my graduation. Akan ke mana nanti dan bagaimana nanti aku belum yakin. Tetapi, semua orang memiliki mimpi. Aku akan meraihnya!
Sabtu, 14 Juli 2012
Shocking Eyes
When I saw your shocking eyes, when I got me towards you.
Thereupon some questions flight overhead. That eyes, told me the sadness or
maybe pain or else just my heart injured and established my eyes to see wound?
Jumat, 13 Juli 2012
Ternyata
Ternyata waktu yang panjang tidak cukup untuk membuat kita belajar. Ternyata percakapan yang rumit bukan satu-satunya cara untuk saling mengerti, untuk saling memahami. Ternyata pertemuan yang seringkali terjadi secara tidak sengaja tidak mampu menunjukkan bahwa takdir selalu mempertemukan kau denganku. Ternyata tertawa dan menangis bersama bukan hal yang sanggup menyatukan jalan yang tidak sama. Ternyata sakit hati bukan lagi hal yang mengindikasikan bahwa aku masih menyayangimu.
Ternyata .... keegoisan yang akhirnya menghancurkan dirimu dan mungkin juga diriku. Ternyata kau sudah berlari jauh dan aku memilih bersembunyi dan mengeraskan hatiku. Ternyata aku sanggup melupakanmu. Ternyata aku sudah belajar.
Ternyata .... keegoisan yang akhirnya menghancurkan dirimu dan mungkin juga diriku. Ternyata kau sudah berlari jauh dan aku memilih bersembunyi dan mengeraskan hatiku. Ternyata aku sanggup melupakanmu. Ternyata aku sudah belajar.
Grandma
My lovely grandma, my beloved.
Would you mind to just ask me in my room door 'Where are you all day long?' Oh My, I damn miss it.
Or when you just said 'Stop to do that!' when I kissed you.
I miss you so shit. Please, be strong, Grandma. I am worrying all the times to see you on the bed.
God, wake her soul up ...
Would you mind to just ask me in my room door 'Where are you all day long?' Oh My, I damn miss it.
Or when you just said 'Stop to do that!' when I kissed you.
I miss you so shit. Please, be strong, Grandma. I am worrying all the times to see you on the bed.
God, wake her soul up ...
Selasa, 03 Juli 2012
It's a ... Regret.
Hei, haruskah sesekali aku menangis lagi. Melihat bagaimana raut mereka .. seperti menjauh dari harapan.
Empat tahun lalu, yaa, empat tahun aku berkutat dengan hal ini. Mendampingi bagaimana perjuangannya.. bagaimana dia sanggup bertahan dengan keterbatasan usia yang diberikan oleh Tuhan. Sempat marah pada Tuhan tentu saja, bagaimana tidak. Ah, sepertinya aku terlalu bangyak menuliskan kata itu... 'bagaimana'.
Benar, di sini banyak sekali menggantung kata itu. Betapa aku harus berterimakasih kepada Tuhan atas apa yang telah terjadi. Sungguh, aku sangat menyayanginya, dengan kerut yang makin lama tampak jelas di wajahnya, dengan bibir tipis yang senantiasa berpihak kepadaku, dengan rambut kering yang akarnya banyak kali tersiram herseptin. Bolehkah aku marah pada Tuhan andaikan aku sangat menyayanginya kini.
Oh God, how can it be so damn ........ confused.
Hari itu ketika aku pernah akan kehilangan dia, aku hanya duduk di tepi ranjangnya, menggenggam jemarinya dan merapalkan doa kepadaNya, 'Tuhan, aku sangat menyayanginya'.
Aku melihat nafas yang sering kali tersengal itu kusia-siakan, aku merasakan peluh yang menetes tanpa ampun itu menguap sia-sia.
Ah, Mah, andai Tuhan tidak memberimu sakit, mungkin aku masih saja melanggar perintahmu. Andai saja Tuhan tidak pernah memperingatkanku dengan mengambil jiwamu, mungkin aku masih sanggup berkata tidak.
Aku mengiyakanmu, Mah .. aku diam untuk tidak menyakitimu. Aku sungguh meyayangimu, tanpa bisa dituliskan dengan sajak indah manapun di dunia ini. Tanpa sanggup dilukiskan di atas kanvas semahal apapun. Aku ......
Jumat, 29 Juni 2012
Replied
Aku terharu sekali membacanya, anggap saja surat balasan dari si Togar pulau seberang.
I am glad to see you this holide, girl :3
Here we go ..
Sabtu, 23 Juni 2012
Semenit
Oleh : Rastha Satya Sukma Dewabrana
Hanya
semenit...
menikmati pagi sore itu
menikmati pagi sore itu
menanti
mawar yang mekar
Hanya
semenit...
membayangkan
sebuah cerita
roman
yang akan diri ini alami
Hanya
semenit...
juga sang bidadari melepas
juga sang bidadari melepas
genggamannya
dari tanganku
Hanya
semenit...
mekarnya
mawar terlepas
dari
penglihatan mataku
Hanya
semenit
diri
ini mengacuhkan
lembutnya hati
berbalut kasih putih
Han hanya semenit
hati tu pergi dari sisi kanan
hati seorang lelaki
yang takkan pernah kembali
Jumat, 22 Juni 2012
Glow
Turned off the light and saw how the moon mocked me. I got my phone and realized your name appeared. I was smile, still you just awoke. No flame, just you.
Enlighted My Sight
Satu meja itu, meja
paling depan di deretan nomor dua dari kanan dinding kelas Sepuluh Satu. Salah
satu terfavorit, tentu saja. Kemudian di belakang kami akan ada Yoga Nur
Adhitama dan Zaka Jauhar Firdaus, our
faithful friend. Atau ketika kami
memilih untuk duduk di meja nomer dua dari depan, maka akan ada Athaya Reisya
Nabila dan Sinta Puspita Sari di depan kami. Tatanan itu tidak akan berubah
kecuali ada ‘disaster’nya anak sekolahan. Ulangan Harian.
Entah mulai dari mana
aku bisa menemukan dia. Awalnya kami memang bukan teman dekat. Awalnya lagi aku
lebih sering menghabiskan waktuku bersama Gresi Amarita Rahma, Dewi Arnis, dan
Laras Qistina Putri. Tiba-tiba saja, aku sudah dekat dengan dia, tiba-tiba saja
semuanya terasa lebih menyenangkan.
Kami berbeda, bukan
tipikal gadis yang sama. Begitulah kami saling melengkapi, mungkin. Dia selalu
mendengarkan segala ceritaku walaupun aku sangat yakin itu bukanlah hal yang
penting untuknya. Hingga saat ini, aku merasa bukanlah pendengar yang terlalu
baik untuknya. Untuk kedua kalinya aku merasa aku merenggut lebih dari lima
puluh persen waktu kebersamaan kami. Seringkali aku berpikir apakah aku sudah
menjadi sahabat yang baik untuknya, aku terlalu egois dan ... kalau kata Yoga
aku sudah seperti diktator ketika memberi saran. Apakah dia nyaman atau justru
terpaksa karena memang begitulah seharusnya tatanan kami di kelas.
Aku menyukainya,
kesederhanaannya dan caranya cemberut. Menangis pun rasanya aku juga telah menyukai
caranya. Satu waktu, aku masih ingat benar ketika dia membantuku mengenakan
jilbab. Jilbab warna abu-abu miliknya yang aku pinjam karena aku harus ke
masjid sepulang dari rumahnya dan hari itu aku tidak membawanya. Aku begitu
terkesan, sungguh.
Juga waktu ketika aku
mengajarinya naik kereta (baca: motor). Hei, girl! Berapa tawa yang kita umbar
saat itu. Ah, aku sangat merindukannya. Mungkin juga momen kami menginap
bersama, momen aku berkali-kali melihatnya mengeces, berapa umurmu? Aha, tapi
lagi-lagi aku memang tengah merindukannya.
Aku menemukan diriku
sendiri ketika bersamanya, aku ... ya beginilah aku.
Satu tahun berlalu,
kenaikan kelas dan dalam daftar kami satu kelas lagi. Bahagia? Yaa tentu saja.
Namun angan tentang memasuki tahun kedua kami harus menguap bersama pekat.
Daftarnya diubah dan kami tidak lagi satu kelas. Hell yeah. Sedih sekali, aku
bahkan tidak tahu harus bagaimana, kurasa bukan hal yang mudah untuk
beradaptasi dengan seseorang hingga intens seperti yang pernah kulakukan
bersamanya. And God, ini terlalu melankolis untuk ku tuliskan.
Kami jarang mengobrol
sejak itu, betapa aku selalu bersamanya dari pagi hingga jam dua siang dan
tiba-tiba semua itu terhenti. Tentu saja, harus menyesuaikan diri hingga hal
yang kutakutkan pun terjadi. Kami terbiasa untuk tidak saling bersama. Ah, aku
tidak lagi bisa menceritakan kepadanya tentang apa yang baru saja terjadi,
membicarakan hal-hal yang tidak penting apalagi. I’ve been missing it too much
much much.
Aku hanya ingin
berterimakasih yang sangat banyak untuknya, juga begitu besarnya aku
merindukannya.
Akulah yang pertama
memanggilnya Togar, hey, bukan hal yang tidak biasa lagi sekarang ketika semua
orang juga memanggilnya demikian. Aku selalu berharap, menyelipkan doa-doa
kecil agar mereka juga menyayangimu seperti aku, lewat nama itu atau apapun! Voila, aku harus menghentikannya mungkin.
Cukup sampai di sini saja yaa. Hope ur best, absolutely yes. Amin.
Zulaikha Amalia Siregar.
Sabtu, 16 Juni 2012
A Little
Ratih Indah Sari yang berkerudung kuning dan Noveana Puspa W. yang berkerudung merah, dan tentu saja the last one is me. Mereka mengisi hari-hariku. Sebagian waktuku di Senior High School. Sebelas IPA Lima :).
Kamis, 14 Juni 2012
Hope for happiness
When I saw that sparkling eyes stared at me. No one knew even me. How's the hope that somebody called by 'love' can be so damn hurt. Try to be my best, when it comes hard and hardest to leave him behind .. no matter injured him means injured me too. Somehow, we know each other, but we can not never beat the time and also .. distance. The moment I want to take a part know is not your amazing smile for more. I just hope, a big wish I ever have is .. seeing your smile after we were apart. Really miss it doesn't mean freak out, yeah .. but, I deeply make my pray to get you happy with or without me ...
Goeboex cafe. June 12th 2012.
Jumat, 25 Mei 2012
Untuk Rastha
There're so many special things in this world. But, only you and you are so special.
Dear Rastha,
Kau pernah mendengar Yin dan Yan?
Ku rasa seperti itulah gambaran simple untuk beberapa tahun dan bulan-bulan indah yang pernah ku lewati bersamamu. Seperti Yin dan Yan, memiliki dua sisi yang berbeda. Ada hitam dan putih, ada bahagia dan tentu saja ... duka.
Aku bahagia pernah mengenalmu, aku bangga pernah menjadi bagian dari hatimu, bagian dari secuil prioritasmu akan hidup. Kau tahu, aku bahkan tak sanggup menghitung berapa banyak jemari lentikku pernah menuliskan namamu di setiap ruang kosong di buku-buku milikku. Aku tidak sekadar menulis, aku menghayatinya, memikirkan betapa serasinya dua nama itu ketika bersanding. Rastha dan Anjani. Menuliskannya saja sanggup membuatku tersenyum mengingatmu, tak tahu bagaimana Tuhan sanggup menciptakan makhluk sepertimu, Maha Dahsyatnya, bukan.
Aku suka melihat mata sabitmu, mengusap lembut punggung tanganmu, atau sekedar melihat bagaimana caramu tersenyum kepadaku. Caramu tersipu, caramu tersenyum, hingga tawamu. Yaa! Aku mencintainya. Melihat bagaimana rona merah itu seketika memenuhi wajahmu, lagi-lagi aku sangat mencintai momen-momen itu.
Aku masih mengingatnya, caramu mengunyah, caramu memangku tanganmu, caramu membenahi jaketmu, caramu meminum kopi, dan segala hal yang pernah ku lalui bersamamu. Aku tak pernah tahu dan tak ingin menduga-duga sampai kapan aku sanggup mengingat segala hal yang pernah menyertai langkahku untuk menggenggam kesempurnaan bersamamu, tapi aku... aku menyukainya.
Mungkin saja kau lelah membaca rentetan tulisan spamming ini, tapi mengertilah, aku menuliskannya dengan secuil ruang kosong yang isinya telah amburadul tak tersisa. Dengan asa yang masih membara di ruang rinduku, dengan kemelut yang mendesakku untuk segera membiarkanmu berlari dalam kebebasan. Juga pencapaian diri untuk menjadi lebih baik, tanpamu.
Aku membenci diriku sendiri ketika kau mulai meminta maaf untuk segala hal yang tak pernah sanggup kau berikan sepenuhnya untukku. Tentang jarak, tentang waktu, dan prioritas. Sungguh, aku tak pernah menuntutmu untuk selalu membuat kehadiranku menjadi sisi mutlak dalam segala pelik rutinitasmu. Aku menerimamu apa adanya dan .... tulus. Aku pun mengerti kau juga melakukan hal yang sama denganku. Namun, sewajarnya aku menjadikanmu salah satu kunci utama di daftar hidupku. Aku ingin kau membuka pintu yang di dalamnya terdapat berbagai rasa dan warna hidupku. Seringkali, aku ingin kau mengunjunginya, aku ingin kau membaur di dalamnya. Tapi aku juga mengerti bahwa kau tak bisa melakukannya, karena kita berbeda, karena kau memiliki tatanan hidup yang tak bisa sedikitpun kumasuki. Seperti rumah, aku hanyalah tamu yang bisa menjajaki ruang sempit yang orang-orang sebut ruang tamu. Jika beruntung, maka aku bisa mampir ke belakang untuk memenuhi segala panggilan untuk beberapa saat dan aku dapat mengintip sudut-sudut dalam rumahmu. Hanya mengintip dan bukan memasukinya atau bahkan menjadi bagian darinya.
Tapi mengertilah, bahwa dalam kebijakan rasa aku terus mencoba membangun asa untuk melihat esok dengan genggamanmu di dalam jemariku tanpa jera. Ku hapuskan segala paradigma yang pernah menyurutkan langkahku untuk berlari menembus impian kemapanan dan bahagia. Begitu besar usahaku hingga semakin lama kau menyadari satu hal, kau diam, tak bergerak dan kaku. Betapa pun aku menarikmu bersamaku, kau akan tetap pada jalanmu. Ku rasa aku mulai lelah, dan dengan ketidakberdayaanku, aku ... aku memilih mundur dari labirin yang memiliki ujung berbeda untukku dan juga tentu saja dirimu.
Aku sangat menyayangimu, seperti kesetiaan yang selalu kau ajarkan kepadaku, seperti hidup yang pernah kau ceritakan kepadaku, dan sepertimu... yang pernah membuat hidupku sangat mengesankan.
Terimakasih untuk senyum yang tersimpul manja, untuk tawa yang sumringah menyapu hitam, untuk cinta yang terhampar melimpah-ruah, dan untukmu yang masih kusayangi sampai detik penghabisan yang sanggup untuk ku lakukan.
Doaku menyertaimu, doaku untukmu, sayang..., hingga kau menemukan pengganti yang sanggup memahamimu lebih dariku, menyayangimu sepenuh hati dan menjadikannya keikhlasan dalam keabadian janji setia. Aku akan meneruskan jalanku, menunggu tangan lain yang siap mengantarku pada ruang putih pembaruan, juga kasih yang nyata.
Aku bahagia denganmu, aku ... menyayangimu.
Anjani
Sabtu, 19 Mei 2012
Did He Ever?
You and me will not be the same as that day, the first time we met or when we started to build a closer relationship. Or maybe, when we were apart and we got our love mannequin but we still can not get out from our roles to play that. So we had that long space and as time go on, we forget each other... without any statement to declared our own feeling. Honestly, I loved you, but it was. Sometimes when it comes to be precarious, I can't count how many my soul asked 'Did he ever loved me as I did it?'
Minggu, 13 Mei 2012
Simple
Dia tidak selalu ada, tidak selalu mendengarkan, dan tidak selalu datang.
Tapi dia ..... spesial.
-Rastha Satya Sukma Dewabrana-
Jumat, 11 Mei 2012
You and Me - Lifehouse
And it's you and me and all other people
And I don't know why, I can't keep my eyes off of you
And I don't know why, I can't keep my eyes off of you
Lost in You
I am haunted by the past, I hide away, I run, I cry.
I lost in this unknown way, I die inside that no body cares cause I smile, cause I smile.
I just scared find you in my life. You were coming but not. You are mine but not at all. You are real but ... I don't know how can this feeling swim on my mind. I just can't seem to win, win your heart, win your life, your time, your priority..
If I could tell you something.. I hope your responsibility in my life, wish for togetherness all day long, just to be with you. Frowning in the in, guess you? hahahaha
If I write down my words on your notebook, it might be the most hurtful words you've seen.
'I lost in you ..'
Harapan
Diharapkan tidak datang, datang yang tidak diharapkan. Harapan itu diberikan oleh yang tidak diharapkan. Akankah harapan itu memberi harapan berbeda.
Kaget
Bisa dibilang semacam kaget, shock lebih tepatnya. Aku bahkan tidak lagi mengerti bagaimana cara menyikapinya kecuali berpura-pura tidak terjadi apapun dengan hatiku.
Mungkin kesalahan ada pada diriku sendiri, aku tidak diperbolehkan menyalahkan orang lain.
Dahulu, boleh saja ada seseorang yang senantiasa datang sejauh apapun, senantiasa mendengar sesulit apapun, senantiasa ada, senantiasa .. senantiasa .. yaa, senantiasa.
Jika saat ini memang tidak lagi ada, ya sudah, itu keputusanku sendiri, keputusanku memilih orang sepertinya.
Aku ikhlas, aku kuat ..
Semoga.
Rabu, 09 Mei 2012
To get closer ..
Sometimes we should face any problem to get closer one another.
You've never lost your friend, right? – Athaya Reisya Nabila
Promise
Heal for
promises ..
I don’t ever believe in human promises. Some
reasons I won’t to describe why I am so weep with any kind of promises.
How can some people easily to draw their promises
without any guaranty. All they said just
damn silly bullshit. It can’t be mistaken by the environment or social life, but it is naturally human
being to get promise. And I hate for promises. Bcoz I have to paid any promises
with deeply heart injured of hoping. Yaa, just as simple as that, I don’t ever
like promises from human.
Langganan:
Postingan (Atom)