Selasa, 20 Desember 2011
Hari Selasa benar-benar hari yang unforgetable banget, memorable dan sangat berkesan di hati. Mungkin juga menjadi sebuah sejarah kecil yang mewarnai hidupku. Sesuatu yang menyenangkan, memuaskan, membanggakan, dan tanpa sendu ataupun duka sama sekali.
Poin pertama adalah ketika aku bisa go date sama Rastha Satya Sukma Dewabrana. Someone special in my heart and life also. Hari Senin Rastha menawariku untuk go date hari Selasa, tahulah apa jawabanku, tentu saja ku iyakan. Moment yang aku tunggu-tunggu selama lebih dari setahun belakangan ini. Terkadang menjadi sesuatu yang tidak pernah kuangankan, kumimpikanpun tak berani. Cemen yaah, haha.
Janjian di Galeria jam sepuluh, tapi yang ada aku ngareeeet karena ada urusan sama My Beloved MOM. Jam sebelas aku sampai di Gale, untuk menebus kesalahanku yang membuat Rastha menunggu satu jam, aku sempatkan membeli Big Choco Top di lantai bawah untuk Rastha sebelum aku menemuinya. Dua big choco top sudah dalam genggaman kedua tanganku. Naik eskalator, dan ketika sampai di dekat kolam, kulihat Rastha sedang duduk di kolam dalam dengan komik di hadapannya. Masih kuingat jelas wajahnya, haha marai grogi.
Kuhampiri Rastha dan kusodorkan big choco top di depan wajahnya, dia menengadah dan tersenyum, aku minta maaf, dong! haha.
Kami berdua makan es krim di pinggir kolam dalam Gale yang dihias salju, rusa, boneka natal (yang manusia salju itu lho), dan segala tetek-bengek natal. Aaah sesuatu banget deh pokoke. Satu hal yang saat itu masih sulit kubayangkan, 'nyata nggak sih'.
Es krim habis dan melanjutkan dating ke Benteng Vredeburg, masuk diorama, keliling-keliling, duduk di bawah pohon (sambil ngadem ini ceritanya), dan terakhir duduk di kursi di bawah tanaman gantung (yang merambat itu lho hidupnya). Ngobrol-ngobrol, sempat diganggu sama My Mom yang terus-terusan telepon. Hmm.
Next journey is Tamansari, di sana masih sama temanya : ngadem, hahahaha. Terus duduk di jendela berdua sambil ngelihat orang-orang sampe bosen. Oh yaa, sempat foto-foto juga. Dan Rastha sempat dimintai tolong sama mbak-mbak yang lagi hunting foto untuk jadi modelnya, hmm :).
Di jalan, si lampu merah, Rastha nembak aku. How wonderful ! kaget, senang, bingung, semua ngemix jadi satu. Aku bilang ke dia buat jawabnya nanti.
Lumayan mendung, next cari makan. Dapetnya malah di Gejayan, sampai hujan-hujanan juga. Parahnya aku nggak bawa mantel, huhu. Makan di Jogja Chicken. Menunya ya pastilah ayam dan sup jagung. Terus abis makan ya pulang.
Di ujung gang yang menembus Jalan Gejayan, aku berteriak 'Iya, Rastha, aku mau jadi pacarmu!'. Terus langsung tancap gas.
Dan taraaaaaa, tebak sendiri deh, haha.
And then the second point is, Launching buku perdana KOKITALIS di Balai Kota, Yogyakarta. Jam enam kumpul di kost Andri, bersama-sama ke Balai Kota dan masuk di taman depan. Wow! acaranya great deh. Berasa ada di acara resmi apa gitu, isinya banyak pejabatnya. Hmm.
Pra acaranya makan dan hiburan oleh Sanggar Nusantara dan Didi Kempot beserta kerabat-kerabatnya.
Sebelum aku menjabarkan acara intinya, judul dari acara di Balai Kota ini adalah apresiasi Pak Hery Sudianto (sebagai mantan Walikota dua periode) dan pelantikan walikota baru, Pak Haryadi Suyuti. Nah, di sela acara baru deh launching Buku H. Herry Zudianto (Judul bukunya: 'H.Herry Zudianto').
Acara inti pertama pembukaan, lalu sambuatan-sambutan, selingan, dan penutupan. Tapi berhubung anak-anak KOKITALIS sudah ngantuk berat, juga karena acara molor dua jam, akhirnya kami pulang sebelum acara selesai.
Saat launching kami dipanggil naik ke atas panggung dan menerima kenang-kenangan dari Pak Herry, isinya yaa cinderamata yang bentuknya gunungan wayang dan ada tandatangannya Pak Herry dengan tinta emas! benar-benar membuat terharu. Banyak yang foto, sampai-sampai bingung harus senyum atau biasa atau gimana, intinya ya, salting, hahahaha.
Benar-benar nggak menyangka kalau buku yang berisi tentang Pak Herry sudah terbit. Masih terbayang di kepala saat-saat audiensi di kantor walikota, foto bersama Pak Herry, penyampaian pendapat, lalu kunjungan-kunjungan ke rumah Pak Herry di Golo, mengikuti kegiatan Pak Herry saat launching Turgadam dan pentas seni di suatu desa. Pokoknya semua memberi kesan yang berarti di hidupku, pengalaman yang sangat wonderful, sangat berkesan, dan poin penting lainnya adalah, aku bangga berada di job ini.
Menulis observasi refleksi menulis observasi refleksi dan taraaaaa bukunya akhirnya terbit dan total 500 eksemplar yang akan dibagikan kepada tamu undangan, kelurahan-kelurahan, instansi tertentu, dan sekolah-sekolah.
Penasehat kami, Pak Kardi, SH. dan Pak YB. Margantoro benar-benar sangaaaat membantu dalam proses ini, merekalah yang mewadahi kami untuk melaksanakan proyek kali ini. Mereka orang-orang hebat :D.
oh yaa, dalam pembuatan buku kali ini tidak melibatkan seluruh anggota KOKITALIS, hanya delapan saja, karena yang lain memiliki kesibukan tersendiri yang tidak bisa ditinggalkan.
KOKITALIS yang terlibat kali ini :
-Uni Tsulasi P.
-Rezta Puspitasari T. A. H. I.
-Andri Septian C.
-Fitrah Fasyanabilla L.
-Anggit Nursasmito
-Ellena Nurmasari
-Ratnasari Dewi P.
- Tri Anjani (saya)
Poin pertama adalah ketika aku bisa go date sama Rastha Satya Sukma Dewabrana. Someone special in my heart and life also. Hari Senin Rastha menawariku untuk go date hari Selasa, tahulah apa jawabanku, tentu saja ku iyakan. Moment yang aku tunggu-tunggu selama lebih dari setahun belakangan ini. Terkadang menjadi sesuatu yang tidak pernah kuangankan, kumimpikanpun tak berani. Cemen yaah, haha.
Janjian di Galeria jam sepuluh, tapi yang ada aku ngareeeet karena ada urusan sama My Beloved MOM. Jam sebelas aku sampai di Gale, untuk menebus kesalahanku yang membuat Rastha menunggu satu jam, aku sempatkan membeli Big Choco Top di lantai bawah untuk Rastha sebelum aku menemuinya. Dua big choco top sudah dalam genggaman kedua tanganku. Naik eskalator, dan ketika sampai di dekat kolam, kulihat Rastha sedang duduk di kolam dalam dengan komik di hadapannya. Masih kuingat jelas wajahnya, haha marai grogi.
Kuhampiri Rastha dan kusodorkan big choco top di depan wajahnya, dia menengadah dan tersenyum, aku minta maaf, dong! haha.
Kami berdua makan es krim di pinggir kolam dalam Gale yang dihias salju, rusa, boneka natal (yang manusia salju itu lho), dan segala tetek-bengek natal. Aaah sesuatu banget deh pokoke. Satu hal yang saat itu masih sulit kubayangkan, 'nyata nggak sih'.
Es krim habis dan melanjutkan dating ke Benteng Vredeburg, masuk diorama, keliling-keliling, duduk di bawah pohon (sambil ngadem ini ceritanya), dan terakhir duduk di kursi di bawah tanaman gantung (yang merambat itu lho hidupnya). Ngobrol-ngobrol, sempat diganggu sama My Mom yang terus-terusan telepon. Hmm.
Next journey is Tamansari, di sana masih sama temanya : ngadem, hahahaha. Terus duduk di jendela berdua sambil ngelihat orang-orang sampe bosen. Oh yaa, sempat foto-foto juga. Dan Rastha sempat dimintai tolong sama mbak-mbak yang lagi hunting foto untuk jadi modelnya, hmm :).
Di jalan, si lampu merah, Rastha nembak aku. How wonderful ! kaget, senang, bingung, semua ngemix jadi satu. Aku bilang ke dia buat jawabnya nanti.
Lumayan mendung, next cari makan. Dapetnya malah di Gejayan, sampai hujan-hujanan juga. Parahnya aku nggak bawa mantel, huhu. Makan di Jogja Chicken. Menunya ya pastilah ayam dan sup jagung. Terus abis makan ya pulang.
Di ujung gang yang menembus Jalan Gejayan, aku berteriak 'Iya, Rastha, aku mau jadi pacarmu!'. Terus langsung tancap gas.
Dan taraaaaaa, tebak sendiri deh, haha.
And then the second point is, Launching buku perdana KOKITALIS di Balai Kota, Yogyakarta. Jam enam kumpul di kost Andri, bersama-sama ke Balai Kota dan masuk di taman depan. Wow! acaranya great deh. Berasa ada di acara resmi apa gitu, isinya banyak pejabatnya. Hmm.
Pra acaranya makan dan hiburan oleh Sanggar Nusantara dan Didi Kempot beserta kerabat-kerabatnya.
Sebelum aku menjabarkan acara intinya, judul dari acara di Balai Kota ini adalah apresiasi Pak Hery Sudianto (sebagai mantan Walikota dua periode) dan pelantikan walikota baru, Pak Haryadi Suyuti. Nah, di sela acara baru deh launching Buku H. Herry Zudianto (Judul bukunya: 'H.Herry Zudianto').
Acara inti pertama pembukaan, lalu sambuatan-sambutan, selingan, dan penutupan. Tapi berhubung anak-anak KOKITALIS sudah ngantuk berat, juga karena acara molor dua jam, akhirnya kami pulang sebelum acara selesai.
Saat launching kami dipanggil naik ke atas panggung dan menerima kenang-kenangan dari Pak Herry, isinya yaa cinderamata yang bentuknya gunungan wayang dan ada tandatangannya Pak Herry dengan tinta emas! benar-benar membuat terharu. Banyak yang foto, sampai-sampai bingung harus senyum atau biasa atau gimana, intinya ya, salting, hahahaha.
Benar-benar nggak menyangka kalau buku yang berisi tentang Pak Herry sudah terbit. Masih terbayang di kepala saat-saat audiensi di kantor walikota, foto bersama Pak Herry, penyampaian pendapat, lalu kunjungan-kunjungan ke rumah Pak Herry di Golo, mengikuti kegiatan Pak Herry saat launching Turgadam dan pentas seni di suatu desa. Pokoknya semua memberi kesan yang berarti di hidupku, pengalaman yang sangat wonderful, sangat berkesan, dan poin penting lainnya adalah, aku bangga berada di job ini.
Menulis observasi refleksi menulis observasi refleksi dan taraaaaa bukunya akhirnya terbit dan total 500 eksemplar yang akan dibagikan kepada tamu undangan, kelurahan-kelurahan, instansi tertentu, dan sekolah-sekolah.
Penasehat kami, Pak Kardi, SH. dan Pak YB. Margantoro benar-benar sangaaaat membantu dalam proses ini, merekalah yang mewadahi kami untuk melaksanakan proyek kali ini. Mereka orang-orang hebat :D.
oh yaa, dalam pembuatan buku kali ini tidak melibatkan seluruh anggota KOKITALIS, hanya delapan saja, karena yang lain memiliki kesibukan tersendiri yang tidak bisa ditinggalkan.
KOKITALIS yang terlibat kali ini :
-Uni Tsulasi P.
-Rezta Puspitasari T. A. H. I.
-Andri Septian C.
-Fitrah Fasyanabilla L.
-Anggit Nursasmito
-Ellena Nurmasari
-Ratnasari Dewi P.
- Tri Anjani (saya)
Saya saat di Benteng Vredeburg
Di kamar mandi Balai Kota
(saya-uni-fasya)
(saya-uni-fasya)
Pak YB
Hal yang berarti itu ketika aku memiliki persahabatan yang hangat seperti yang mereka tawarkan kepadaku. Menjadi bagian tersendiri dalam hatiku, mereka adalah sahabat-sahabatku, yang mewarnai hariku. Juga kekasihku, yang selalu mendampingi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar