Saat aku bertanya mengapa, kau hanya menjawab karena cinta. Karena cinta kau belajar menjadi dirimu sendiri, dan karena cinta kau menjadi orang lain yang tak pernah aku kenal.
Kau bilang cinta itu fundamental, dia mendasar, mendasar dari hati, bukan pikiran, bukan pernyataan, tapi perlakuan sebagai wujud dari perasaan.
Ku bilang aku tak mengerti, karena aku tak pernah merasakan cinta. Lalu kau menyangkalku. Kau bilang cinta itu selalu mengikutiku kemana pun aku berpijak. Kareanya cinta tidak buta.
Ku bilang lagi kepadamu, aku tak mengerti. Lalu kau tersenyum, tipis. Kau lagi-lagi berkata bahwa aku mengenal apa itu cinta. Kau bilang cinta itu ketika aku bernafas, berkedip, berjalan, berlari, tertawa, menangis, marah, kecewa, sakit, semua adalah cinta, semua mendasar, dari hati, yaitu cinta.
Aku pulang dengan galau, memikirkan segala yang telah kau ucapkan untukku.
Ketika aku membuka ponselku, ada satu message darimu,
Kau bilang, "Kau hanya kurang bersyukur, selalu menjudge dirimu sendiri bahwa kau kau tak mengenal cinta, padahal dia selalu menyertaimu, kemana pun, kapan pun, dan dalam hal apapun. Ketika kau mengertnyitkan dahi untuk membaca message ku ini, itu pun juga cinta. Ketahuilah, kau hanya perlu bersyukur, maka kau akan tahu, ada cinta yang mendasarimu untuk berlaku demikian."
Kau bilang cinta itu fundamental, dia mendasar, mendasar dari hati, bukan pikiran, bukan pernyataan, tapi perlakuan sebagai wujud dari perasaan.
Ku bilang aku tak mengerti, karena aku tak pernah merasakan cinta. Lalu kau menyangkalku. Kau bilang cinta itu selalu mengikutiku kemana pun aku berpijak. Kareanya cinta tidak buta.
Ku bilang lagi kepadamu, aku tak mengerti. Lalu kau tersenyum, tipis. Kau lagi-lagi berkata bahwa aku mengenal apa itu cinta. Kau bilang cinta itu ketika aku bernafas, berkedip, berjalan, berlari, tertawa, menangis, marah, kecewa, sakit, semua adalah cinta, semua mendasar, dari hati, yaitu cinta.
Aku pulang dengan galau, memikirkan segala yang telah kau ucapkan untukku.
Ketika aku membuka ponselku, ada satu message darimu,
Kau bilang, "Kau hanya kurang bersyukur, selalu menjudge dirimu sendiri bahwa kau kau tak mengenal cinta, padahal dia selalu menyertaimu, kemana pun, kapan pun, dan dalam hal apapun. Ketika kau mengertnyitkan dahi untuk membaca message ku ini, itu pun juga cinta. Ketahuilah, kau hanya perlu bersyukur, maka kau akan tahu, ada cinta yang mendasarimu untuk berlaku demikian."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar