Rabu, 25 Mei 2011

Kamu Jatuh Cinta Kalau ...



1.    Kamu mikirin dia nyaris tiap saat.
2.    Kamu teringat semua kata yang pernah ia ucapkan padamu.
3.    Kamu mulai membicarakannya pada orang lain dalam setiap kesempatan.
4.    Kamu menuliskan namanya dan namamu berulang kali hanya untuk melihat betapa sesuainya nama itu berjejeran.
5.    Kamu merasa kamu dan dia ditakdirkan untuk bersama.
6.    Kalau dia berada di dektamu rasanya semua benda lain di dunia ini memudar dan mengecil maknanya begitu saja.
7.    Ada semacam gejolak dalam dirimu untuk teriakin fakta bahwa kamu cinta dia. Hal yang sayangnya slit kamu katakan face-to-face.
8.    Membaca daftar ini saja membuat kamu tersenyum-senyum mengingat all memories tentang dia.
9.    Kamu merasa orang paling bahagia dan beruntung di seluruh semesta (kecuali kalo lagi marahan).
10. YOU JUST KNOW.

Addapted from Kintaholic by Primadona Angela.

Jumat, 20 Mei 2011

Because I DO Love You

 See into my heart
Just finding many hard guard
Love me exactly
Then holding one reason properly
Reason belongs to everlasting
A relationship flow in willing
Denying that I’m touchable
But reemember, for you, I’m reachable
Never ever tell me you are shy
Absolutely, I’ll ask you why
And when I’m asking you
You have to answer ‘because I do love You’






Original written by Anjani, Wednesday, April 27th 2011

MKcafe with them

Kalau dari paling kiri ada Zulaikha Amalia Siregar, Anjani Siswosoegitha, Sinta Puspita Sari, dan Athaya Reisya Nabila Priyadi. Foto ini diambil waktu kita makan di MKcafe. Beautiful moment, right? Absolutelly YES :D They paint my day with wonderful alay moment. Thanks guys, I DO Love You All :D


Mentoring moment

This pic was taken when we were eating at Mie Ayam Syuhada. The girl with green clothes is our Mentor, we called her 'Mbak Ika', then the purple one is 'Dewe Arnis', the girl who was not wearing headcover is 'Gresi Amarita R.', then the white one is ME :D

Friday, May 20th 2011

Hari ini Ulangan Harian Bersama, udah jalan mulai dari kemaren. Bussssh :o I got shock ! Nilai Fisika ku ancur lebur, haha :D 
iyaaa sih, kalo boleh jujur, males banget yang namanya belajar. Udah beda deeh gregetnya kalo dibandingin jaman SMP dulu. Di SMP ku dulu ada yang namanya TUNTUTAN, kalo di SMA ku sekarang mana ada kek begituan. Belajar nggak belajar nilainya tetep aja begituan. Aku emang agak nglokro sejak kelulusan, nggak ngerti deh, lagi pengen nyoba buat bangkit, sedikit sedikit pasti BISA ! Yakin deeh, balik kaya dulu lagi, rajin belajar.
Seperti biasa, kalo nggak OL di Gale, di MKcafe, yaa di sini, di Perpustakaan Kota Yogyakarta (belakang Gramed). Heuum, hari ini nggak begitu rame kaya biasanya, mungin karena hari ini hari pendek, alias Jumat.
Yang bikin seneng hari ini sih simple aja, 'Ready to Get 100 on Geography' hahaha :D seneng banget rasanya kalo apa yang dipelajarin selama beberapa jam tembus di soal ujian hari ini (perjuanganku bos ! gara-gara banyak godaan 1 jam dapet 2 nomor soal doang). Seenggaknya nggak kaya MID kemaren yang sama sekali nggak belajar, dan UHB kali ini aku belajar walopun grambyangan bangeeeeet. haha :D
Tadi abis buka-buka account facebook, rasanya pengen ngakak waktu ngeliat comment-comment sama wall dari mantan pacar tersayang, hihi. Pertama dari Adib Lutfianto alias Lutfi (dulu pernah ada di postingan blog foglaite.blogspot.com). Aku jadi inget bulan yang nyenengin yang kelewat bareng Lutfi, trus cara putus yang aneh bin ajaib (aku dah nggak sakit hati kok kalo inget), dan telfon-telfonan yang sehari bisa berjam-jam ! haha :D I'll never forget it, BEBEK :p
 
Ini si Bebek 
Yang kedua baca dari Muhammad Fadli Arthayunanda (Fadli-Fafad). Well, aku jadian sama dia juga belom lama-lama banget kok. Yang bikin ngakak tuh waktu liat postingan status dia dan aku yang menye-menye romantis, haha :D kok alay yaa aku pacarannya. MEnurutku kaya gitu udah alay (aku nggak suka gaya pacaran yang alay di jejaring sosial, pamer, umbar, dsb). Jadi inget waktu Fafad nembak di Gale sore itu, sampe saat ini pun kalo ke Gale masih keingat sama dia, kocak sih orangnya, apalgi waktu dia nyanyi, hihi, suaranya bagus, haha :D

 Yang ini si Fafad

Eumm, saat ini nih, detik ini, lagi ada ibu-ibu sama bapak-bapak yang lagi mbojes, wkwk :p satu meja sama aku, di depan ku malah. Rasa-rasanya gejolak cinta itu nggak cuma buat ABGLabil (Ababil) atau remaja galau aja deh, para orangtua juga bisa kan. Sumpah, ngelihat ibunya yang ketawa tersipu-sipu, heem, bikin seneng juga ngiri.
Oh yaa, kemaren kakakku yang kedua wisuda di Graha Saba UGM. Seneng deh rasanya, akhirnya ada juga yang bisa bikin mami sama papi seneng. Sayangnya kemaren nggak bisa ikut waktu acara wisudanya, secara lagi UHB, hiks :(
Semalem, ngeliat-liat lagi foto-foto di Bali bareng mami, tambah seneng waktu beliau bisa ketawa-ketawa lepas liat foto-foto yang aku ambil secara nggak sadar. Kapan yaa, bisa ke Bali lagi, ke sana nggak bikin kapok, sekalipun waktu itu harusnya orangtuaku doang yang ke Bali, mungkin honeymoon, tapi berhubung aku belom pernah, jelaslah aku maksa ikut. Hahahah :D apa yaah, yang terjadi kalo aku nggak ikut waktu itu. Heuuuuum ..
Oh yaa, aku pengen banget deh nih boneka, lucu bangeeeeeeeeeeeeeet ! pengen beli tapi sayang banget sama duitnya, hiks. Harus bayar macem-macem nih kebutuhan, kapan yaaaa :(
Besok UHB nya Matematika, Bahasa Inggris, sama Biologi. Yaa, Allah, lancarkan Ujianku besok ya Allah. Aku mencintai-MU :3


This is the end of my journal today, Keep Spirit !!

Anjani

Egois atau Munafik

Egois atau Munafik
Saat kamu lagi asyik-asyiknya konsentrasi nonton film lalu kamu ngerasa keganggu waktu handphonemu bunyi dan kamu temuin sebuah pesan curcol dari temenmu yang kamu anggep lebay abis, jengkel, merutuk dalam hati, tapi juga nggak keluar tuh rasa keselnya sama sahabat kita. Wooow, kamu nggak sadar kalo suatu waktu kamu juga pernah melakukan hal yang sama pada sahabatmu ketika dia juga sedang sibuk-sibuknya, lalu tanpa perasaan bersalah kamu merasa jengkel, egois atau munafik?

Kamu nggosipin temenmu yang pake kaos yang menurutmu norak banget ditambah jeans cut bray yang nggak nahan banget buat dilihat di abad 21 ini, tanpa disadari kamu lagi pake rok warna yang norak dipadu kaos yang nggak catchy banget. Egois artau munafik?

Kamu ngeliat seseorang nerobos lampu merah, dalam hati kamu mencibir dia karena nggak tertib lalu lintas. Lalu pada suatu ketika kamu dalam kondisi terburu-buru kamu nerobos lampu merah. Egois atau munafik?

Kamu mencibir teman sekolahmu yang suka nyontek temennya, padahal saat itu kamu juga bawa catetan kecil yang kamu gunain sendiri pas ujian. Egois atau munafik?

Kamu mengolok-olok teman sekelasmu yang lagi presentasi di depan dan disambut baik oleh teman-teman lainnya, seolah-olah presentasi orang itu benar-benar buruk, tapi ketika giliranmu untuk presentasi, ternyata presentasimu tak lebih baik dari presentasi anak yang kamu cibir habis-habisan tadi. Egois atau munafik?

Ada sekumpulan remaja yang bersendagurau lalu tertawa heboh, kamu merasa terganggu dan menjudge mereka terlalu lebay menanggapi sesuatu. Lalu tiba saat kamu dan teman-temanmu menertawai keras hal yang dianggap lucu. Egois atau munafik?

Kamu bilang anti sama suatu grub band atau penyanyi yang kamu anggap norak gayanya, seakan kamu benci banget dengn apapun tentang band atau penyanyi itu, juga mencibir teman-temanmu yang menyukainya. Dikemudian hari, sekolahmu mengadakan pensi dan kebetulan bintang tamunya yaa mereka itu yang kamu benci, kamu dongkol tapi tetap datang, ketika mereka perform, kamu juga enjoy terhadap show mereka. Egois atau munafik?

Kamu selalu mengkritik cewek atau cowok cakep yang punya pacar bertampang (menurutmu) dibawah rata-rata. Suatu saat kamu punya pacar dibawah rata-rata juga. Egois atau munafik?

Pasti lah masih banyak hal-hal kecil yang tanpa kita sadari selalu kita lakukan. Menghakimi orang lain tanpa menyadari bagaimana diri sendiri berpijak. Egois atau munafik? Keduanya berlaku, keduanya akan menjadi pribadi kita ketika kita tak bisa mengontrol perkataan dan sikap iri dalam hati. Kuncinya yaa bersyukur, bersyukur dengan segala yang ada. Bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini, begitu juga diri kita. So, make a move, guys. No body'


Kamis, 19 Mei 2011

Antara DIRI KITA dan sebuah MIMPI

is written by Rastha Satya Sukma Dewa Brana

DIRI KITA
Tak terpikirkan sebelumnya. Sungguh disaat menilai seseorang. kadang kata yg keluar sangat pedas dan menyakitkan. Namun apa kita sadar dengan apa yang kita ucapkan? Kita hanya menilai seseorang atau apalah hanya dengan otak saja. Tak pernah kita memberi kesempatan pada hati untuk berbicara. padahal ketika saat kita bisa memberi kesempatan pada hati kita. Hati kita akan berkata.. Sudahkah dirimu melihat dirimu sendiri? Mungkin diri kita dengan angkuh akan menjawab. Tentu. Aku ini baik. Namun kenyataanya belum tentu begitu. Kta2 yang terucap dari mulut kita kadang pedas dan menyakitkan. Namun apa jadinya bila hati kita yang mengritik pedas dan menyakitkan tentang kita. Kita hanya terhenyak, dan terdiam. Diri kita marah namun amarah itu tiada gunanya.. Karena hati kita hanya akan mengatakan sudahkah dirimu melihat dirimu sendiri.. Hingga kita sadar bahwa sebelum menilai seseorang kita nilailah diri kita sendiri. Apakah sudah baik dari mereka...

 


MIMPI
ketika diri ini jatuh
didalam sebuah fantasi
mengungkap kisah
melantunkan nada hati
diatas semua gundah
dalam mimpi ingin ku ciptakan
sebuah sejarah
perjalanan merubah takdir..
Disepanjang jalan kegelisahan.
Hingga langkah kaki terakhir
berharap ini menjadi kenyataan.

Masnyaa

Aku memanggil dia dengan sebutan 'masnya' dan dia memanggilku Jani. Dia adalah sesosok pria yang baik, setidaknya begitu terhadapku. Aku belum terlalu lama mengenalnya, mungkin baru sekitar setengah tahun lebih. Aku juga tak begitu banyak mengenalnya sekalipun kami telah melewatkan waktu bersama-sama, mengumbar tawa, dan berbagi bahagia. Jujur, aku menyukainya, itulah mengapa aku menerimanya sebagai kekasihku ketika dia mengungkapkan perasaanya kepadaku untuk yang kesekian kalinya. Tak jarang aku bertukar sms dengannya, menonton berbagai macam film atau video tentang dance dan BMX, sambil menghabiskan waktu sore dengan bincangan-bincangan kecil. Aku menikmatinya, sangat malah.
Seperti yang kukatakan sejak awal, aku tak begitu tahu tentangnya, karena pada dasarnya aku tak mempermasalahkan status sosial seseorang untuk dapat berteman dan berbagi pengalaman. Dia mempunyai seorang adik perempuan yang saat ini duduk di kelas 9 SMP, ayahnya bekerja di Jakarta, dia berasal dari Aceh, lalu melanjutkan study di Universitas Islam Indonesia . Yaa, dia menyukai break dance, juga futsal. Dia bilang profesi, haha :D
Aku nyaman bersama dengannya, aku tak peduli dengan segala kekurangannya. Semua orang memiliki kekurangan, bukan? begitu juga dengan diriku. Jika oranglain dapat menerima kekurangan kita dengan lapang, mengapa kita tidak dapat menerima kekurangan mereka. No body's perfect.
Saat itu hari Minggu tau Senin, aku tak begitu mengingatnya. Pagi-pagi sekali aku dibangunkan ayahku karena ada masalah dengan matanya. Lalu kakakku membawanya ke RS. Mata Dr. Yap, dan saat itu ayahku diputuskan untuk opname karena harus menjalani operasi, hal itu membuat keadaan keluargaku sedikit kacau. Belum lama ayahku telah menjalani dua pengobatan dengan lain masalah kesehatan, dan kali ini harus menjadi yang ketiga kalinya.
Pagi hari itu aku membantu kakakku menjaga billing warnet keluarga kami, siangnya aku harus mengambil baju-baju ayahku dan menjemput ibuku untuk ke rumah sakit. Sorenya aku harus datang di rapat ustadzah. Aku lelah sekali hari itu, segala penat menumpuk di otak dan hatiku, rasanya seperti BOM, yang ingin meledak begitu saja. Bebanku bertambah berat ketika masnya terus-menerus untuk meminta bertemu, tidakkah dia tahu aku begitu lelah, dia menjadi begitu posesif dan berpikiran negatif terhadapku. Entah aku yang tak peduli, tak sayang, sok sibuk, sok beralibi, dan hal-hal di luar akal lainya. Aku menjadi kesal sekali ketika dia mengancam ingin pergi, aku menyusulnya ke kos tak berapa lama setelah itu, lalu kudapati dia tak pergi kemana-mana, dan aku kecewa terhadapnya. Tidakkah dia tahu, aku benci dibohongi, kurasa siapapun benci untuk dibohongi. Saat itu aku langsung pergi, lalu aku dan dia bertengakr hebat, dan akhirnya putus.
Aku tak mengerti apa yang sebaiknya aku lakukan lagi, lalu aku menuliskan surat permohonan maaf ku untuknya, hanya satu hala saja inginku, aku tak mau pertemanan kami hancur begitu saja, sekalipun akutak mau kembali lagi padanya, aku ingin kami tetap bisa berteman.

Masnyaa, maafin Jani karena nggak bisa ngertiin masnya. Jani capek saat itu, Jani juga kecewa sama masnya. Jani minta maaf buat semuanya, Jani juga udah maafin mas. Semoga masnya bisa terima semuanya dengan ikhlas, tanpa dendam ataupun sakit hati. Jani sempet sakit hati, tapi Jani sadar, semua akan sia-sia bukan saat kita mengubur segala hal baik hanya demi sebuah rasa sakit hati. Jani harap mas bisa kaya Jani buat ngubur segala dendam dan sakit hati. Makasih buat semuanya, Masnya ngajarin banyak hal ke Jani.

Lessons from the ...



            Mungkin sebelumnya aku pernah bercerita tentangnya. Dia adalah Hendry Prasetyo, mantan pacarku beberapa bulan yang lalu. Aku masih ingat jelas bagaimana sesi perkenalanku bersamanya saat itu. Aku menitipkan kunci motorku padanya karena aku ada keperluan tertentu, lalu dia berkata padaku bahwa dia akan menyaguhinya asal aku mau menerima ajakannya untuk berkenalan. Aku menolaknya tentu saja, tapi aku tetap menitipkan kunci itu padanya. Setelah urusanku usai, aku mencarinya untuk mengambil kunciku, dia memberikannya dan menagih sambutan perkenalan dariku, aku masih saja menolaknya. Lalu ketika kami bertemu lagi dalam jangka yang tak terlalu lama dia mengajakku berkenalan lagi, aku tak mau sebenarnya, tapi kekeukeuhanku berubah ketika dia mengataiku ‘sombong’. Jujur, aku tak terima ditantang seperti itu hingga aku menyaguhi perkenalan itu. Aku tahu, namanya Hendry. Bahkan aku masih ingat benar saat itu dia memakai celana panjang abu-abu OSIS dan kaos oblong warna putih, ada jam tangan yang tersemat di tangannya. Yaa, aku masih sangat mengingat sore itu.
            Hari-hari berlanjut, tapi aku tak pernah mengobrol dengannya sekalipun kami bertemu. Aku terlalu gengsi untuk mengajaknya ngobrol duluan dan aku pikir aku tidak terlalu berminat dengan sesuatu yang tidak begitu bermanfaat. Tapi hari terakhir itu tiba, saat itu malam ketika dia hendak pulang, kami mengobrol hal sederhana hingga bertukaran nomor telepon. Komunikasipun berlanjut hingga SMS.
            Saat itu aku tak menganggap akan ada yang spesial di antara kami, bahkan memimirkannya pun tidak. Saat itu aku sedang dekat dengan seorang teman spesialku, namanya Rastha, anak SMK 5 Yogyakarta yang sering memanggilku ‘sai’. Saat itu aku begitu menyayangi dia, kurasa begitu juga dengan Rastha. Aku dan Rastha sudah jalan sekitar 4 bulan hingga aku memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dekat dengannya jika dia tetap menggantungkanku, saat itu, aku dan dia tak memiliki status apapun. Sebagai gadis normal, aku terlalu lelah menunggu 4 bulan, mungkin karena rasa khawatirku yang berlebihan atas berkembangnya rasa sayangku. Tapi ada salah paham dalam cara penyampaianku terhadap Rastha hingga dia menganggapku berbohong dan kecewa terhadapku, bodohnya aku yang saat itu menggunakan kata rumit hingga dia menyimpulkan berbeda. Aku tak mampu menjelaskan apapun padanya saat itu, mungkin hanya air mata yang dapat menjelaskan betapa aku nyaman bersamanya.
            Hari-hariku bersama Rastha lambat laun memudar seiring berjalannya waktu. Aku dan Hendry jadi makin sering bertukar SMS. Suatu sore sekitar jam lima, Hendry mengajakku bertemu. Aku masih ingat benar, saat itu malam tahun baru, tanggal 31 Desember tentunya, dia menembakku di Embung Tambak Boyo. Aku menerimanya dengan senang hati, dia mencium keningku, dan jadilah hari bahagiaku saat itu.
            Sebenarnya, aku sedang mengalami hal berat saat itu. Tanggal 29 Desember 2010, tanggal itu tak akan pernah kulupa sampai kapan pun. Saat itu aku pulang dari check up ku di RS Dr. Sardjito, aku berniat untuk jalan-jalan ke Galeria Mall, pulangnya aku mampir ke suatu tempat hingga hal itu terjadi padaku. Hal yang telah mengubah hidupku hingga saat ini, yang sempat membuatku  menangis ditiap jamnya dan memutuskan untuk mengakhiri hidup. Namun dia datang, dia akrab dipanggil Rama. Dia datang saat aku sedang menangis, dia menawarkan sebuah ketenangan yang membuatku bebanku sedikit berkurang, tapi dia tetap saja membuatku kalap dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan hilangnya yang tiba-tiba juga. Bebanku memang tak akan pernah hilang, tapi setidaknya aku patut berterima kasih padanya karena tanpanya mungkin saat ini aku sedang berada di neraka.
            Aku tak pernah mau membahas apapun tentang kejadian saat itu, ini adalah pertama kalinya aku menuliskannya. Sakit rasanya untuk sekedar mengingatnya. Yaa, tapi inilah takdirku yang harus kulanjutkan hingga nanti. Namun biar aku, dia, Rama, dan Tuhan yang tahu. Tak seorangpun lagi.
            Hendry membawa warna baru dalam penghujung tahunku saat itu. Dia mampu mengobati sakit hatiku akan Rastha, dia mampu membuatku merasa sedikit lebih berarti karena kehadirannya di hidupku. Yaa, kusadari aku mulai menyayanginya. Aku masih ingat benar awal jalan kami, di Warung Batagor di Jalan Monjali, tepatnya depan Jogja Chicken. Saat itu hujan, dia memaksa untuk menyusulku di sana. Kami basah kuyup. Aku juga masih ingat saat itu dia datang bersama Fajar temannya yang lalu membidik foto-foto kami berdua.
            Hari-hari selanjutnya aku menemuinya di depan sekolahnya, di depan PDAM kami sering bercengkrama dan membuat gambar indah di dalam kamera digital yang kubawa. Tentu saja, masa pacaran kami tidaklah semulus yang dibayangkan. Tak jarang aku dan dia bertengkar hebat dan mengundang perselisihan. Dia adalah sosok yang sangat atos dan galak, sedangakan aku adalah tipikal yang paling tidak suka dibentak, aku akan lebih memilih diam jika ada masalah, tapi ketika aku dibentak oleh orang lain, aku akan balik membentaknya. Itulah yang terjadi padaku dan Hendry.
            Saat itu aku ingat benar, Hendry ulang tahun di akhir bulan January, aku telah merencanakan kejutan bersama sahabatku, Sinta Puspita Sari. Namun kegembiraanku menyambut ulang tahunnya dihancurkan oleh kesalahan bodohku sendiri. Aku melewatkan tanggal 30 Januari karena saai itu akan ada pelajaran Bahasa Inggris yang gurunya sanangat KILLER. Aku lupa menyiapkan segalanya dan aku mengucapkan ulang tahun jam 12 malam pada tanggal 30 menjelang 31, yaa, aku telat satu hari. Tapi sepulang sekolah aku dibantu Sinta membeli roti tart dengan lilin angka satu yang menandakan Happy Anniversary kami yang ke satu bulan. Dengan gigih hati aku mengahampiri Hendry di SMK 3 Yogyakarta, tempatnya bersekolah. Saat itu dia belum keluar sekolah, aku menunggu di depan PDAM dengan sebuat tart di tangan kiriku dan sebuah korek di tangan kananku, aku berusaha sekuat tenaga untuk menyalakan korek itu, tapi angin di sana begitu kencang hingga nyala apinya akan selalu padam ketika telah berhasil kunyalakan. Aku tidak menyerah sekalipun saat itu jempolku telah lecet karena terlalu keras bergesekan, kutahan sakitnya hingga Fajar datang dan membantuku menyalakan lilin. Aku dan Fajar membawa roti itu kepada Hendry, tapi sayang, ketika tepat di hadapannya, saat itu selesailah kulantunkan lagu selamat ulang tahun untukknya, aku memintanya untuk meniup lilinnya dan make a wish sebelumnya. Yang sangat tak aku duga adalah, Hendry memakiku sangat kejam akrena dianggapnya aku lupa hari ulang tahunnya. Aku meminta maaf berkali-kali tapi Hendry tidak mau meniup lilin itu pertanda marah. Tuhan, sakit sekali hatiku saat itu, bahkan lebih sakit dari lecetnya jempolku saat itu. Hendry akhirnya meniup lilin itu ketika Fajar menyuruhnya. Hendry masih saja bersikap cuek terhadapku sepanjang waktu berlalu di depan PDAM saat itu. Kuakui, saat itu memang salahku, tapi tidakah dia mendengar maafku dan melihat usahaku untuk membawa roti itu jauh-jauh ke sekolahnya. Yaa, dia tak punya hatikah?
            Kesabaranku habis saat itu, aku memutuskan untuk pulang, awalnya Hendry mencegahku, tapi sayang dia membentakku lagi dan lagi, air mataku membendung di pelupukku, aku tak kuasa lalu aku pergi, aku pulang dengan dada yang begitu sesak. Lagi-lagi aku menangis karena bentakannya. Sungguh menyedihkan aku ini sebagai seorang gadis.
            Sampai di rumah, kakakku terheran-heran melihatku menangis sesenggukan, aku melepon Hendry dan meminta putus, tanpa beban dia bilang bahwa apa yang dilakukannya tadi adalah bercanda. Aku tambah kalap saat itu, aku memutuskan hubungan kami saat Anniversary yang pertama.
            Hendry masih merajuk pada hari-hari selanjutnya, sakit hatiku memang masih begitu besar padanya, tapi rasa sayangku padanya juga tak kalah besar saat itu. Berkali-kali dia memintaku untuk merajut lagi hubungan kami, namun aku selalu menolaknya dan berkata padanya untuk berubah dulu, aku akan menunggunya hingga berubah, hingga dia menadi lebih baik dan lebih memahami bagaimana cara bersikap yang lebih sopan. Satu hal yang lebih penting juga untuknya, agar dapat melupakan mantan kekasihnya di masa SMP, Putri namanya, yang pernah menjalin hubungan selama tiga tahun dan selalu menjadi objek tunggal dalam status Facebook Hendry. Hello? Siapa sih pacar yang nggak cemburu tiap kali melihat status Facebook pacarnya yang menye-menye dan ditujukan untuk mantannya. Hei Boy, itu menyakitkan sekali.
            Aku sempat juga jalan ke pantai bersama Hendry, Pantai Parangtritis, saat itu hari Sabtu, aku masih ingat benar. Sekalipun akmi telah putus, kami masih sering berSMSan ria dan memanggil dengan sebutan sayang.
            Tanggal 4 April Hendry mengajakku berbalikan lagi, asal tahu saja, saat itu aku hendak menyaguhi permintaan balikannya pada tanggal 11 April, simple saja alasannya, agar hari jadian kami ada pada angka 11.04.11. Tapi jawabanku itu tersekat begitu saja di tenggorokan ketika kudapati status di Facebooknya menjadi berpacaran dengan seorang cewek, namanya Tata, anak SMK 3 Yogyakarta jurusan Multimedia, kelas 12, yaa, dia kakak kelas Hendry.
            Tuhan, sakit sekali saat itu, ketika aku telah menyusun berbagai rasa bahagia bersama Hendry, tiba-tiba kusadari satu hal bahwa aku telah kehilangan dia. Saat itu aku menangis di depan Sinta, tanpa kusengaja air mata itu luruh begitu saja dari mataku. Gambaran atas sakit di hatiku yang maha besarnya.
            Beberapa hari setelah itu aku berniat untuk mengikhlaskan Hendry, berharap agar Tata bisa mengubahnya menjadi lebih baik, aku akan bahagia melihatnya. Tapi sakit hatiku justru bertabah besar ketika Tata mengibarkan bendera perang terhadapku, tanpa aku mengenalnya, tanpa aku tahu siapa dia sebenarnya, dia berani memaki-maki aku di Facebook. Dia bilang aku merebut HTSnya juga mengusik Hendry. Sungguh sakit sekali, apa salahku terhadap cewek berparas cantik itu, bahkan aku sudah tak mengirimi Hendry SMS lagi kecuali ucapan selamat. Bagaimana bisa aku dianggap mengusik.
            Kebetulan saat itu aku memiliki teman baik yang selalu membuatku tertawa ketika aku dirundung masalah. Namanya Feri Ardianto, anak SMK 3 Yogyakarta juga, kelas 12. Malam itu aku bertanya pada Feri apakah dia mengenal Tata, dia bilang yaa mengenal, lalu aku bercerita banyak terhadapnya, tentang apa yang terjadi antara aku dan Tata. Lalu aku dikejutkan oleh pernyataan Feri bahwa Tata adalah HTSnya dulu. Dan yang dimaksud Tata HTSnya adalah Feri. Akulah yang dianggap merebut Feri darinya. Oh Tuhan, aku sangat terkejut saat itu. Aku merasa begitu bersalah pada Tata. Aku sama sekali tak mengetahui bahwa Feri adalah HTSan dia dulu, aku juga tak tahu bahwa Feri meninggalakan Tata karena aku. Aku sungguh tak mengetahuinya sebelum Feri memberitahuku. Aku berani bersumpah ! Feri menceritakan banyak hal tentang keburukan Tata dan usaha Feri untuk menyenangkan Tata tanpa rasa sayang, itu yang Feri bilang terhadapku. Dia memintaku untuk selalu bersabar dengan sikap-sikap Tata. Lambat laun aku bisa mengabaikan Tata. Aku juga tak lupa meminta maaf kepada Feri atas segala hal yang terjadi.  Aku menarik hatiku untuk tidak menyukai Feri. Aku juga berjanji pada diriku sendiri untuk tak lagi mengusik Feri, Tata, ataupun Hendry.
            Aku menjadi begitu membenci Hendry, entah kenapa, mungkin kecewa ku terhadapnya juga masalah yang sempat membuatku drop. Saat itu aku memilih untuk terus berdoa kepada Tuhan, meminta keadilan yang hakiki atas apa yang telah mereka lakukan kepadaku. Aku bertekad untuk terus memohon kepada Tuhan hingga Hendry meminta maaf padaku.
            Suatu hari aku membuat status di Facebook, bahwa ‘aku akan terus meminta keadilan kepada Tuhan dantak akan merestui hubungan mereka hingga dia meminta maaf padaku’, mungkin Hendry membacanya. Pada suatu sore tak lama setelah aku memasang status itu, Hendry mengirimiku SMS, merayu dan mengajakku bercanda. Jujur, aku tak bisa berlemah-lembut padanya, sakit hatiku lah yang membuatku berlaku demikian. Dia memintaku untuk tidak menceritakan pada Tata bahwa dia mengirimiku SMS. Aku mengiyakannya saja, karena aku tak mau tahu tentang hubungan mereka saat itu. Aku juga sempat mengingatkannya untuk tak membuat Tata marah karena Hendry berlaku demikian padaku, tapi dia mengabaikannya. But actually, whatever He do, that’s not my bussines. Hendry lalu meminta maaf padaku, aku menyadari alibi Hendry yang meminta maaf padaku mungkin hanya untuk meminta resru terhadapku, aku bilang padanya bahwa kalu apa yang dimau Hendry adalah restu, aku akan memberikannya. Aku juga berbicara beberapa hal padanya, aku berkata padanya bahwa ‘salah ketika dulu aku menganggapmu ada rasa lebih terhadapku’, tapi Hendry justru mengakui bahwa dia ada rasa lebih terhadapku, dia berkata bahwa dia juga bingung dengan apa yang dia jalani saat ini. Tapi aku tak mau ambil pusing untuk bersakit hati ria karenanya untuk kesekian kali. 

            Aku hanya ingin membagi satu kisahku, agar kamu yang mebacanya dapat mengerti. Bahwa ketika kita mengalah untuk orang-orang yang kita sayangi, seperti yang kulakukan terhadap mereka, bukan berarti kita telah kalah dalam permainan yang diujikan Tuhan kepada kita. Kita hanya perlu bersabar dan bersabar. Kita hanya perlu bersyukur karena telah diberi hal-hal indah untuk dikenang dan hal-hal buruk untuk menjadi pondasi kita menuju masa depan yang berat. Ketika kita ikhlas untuk melakukannya, aku yakin Tuhan Maha Melihat dan Maha Mengetahui.

Untuk Hendry : Terimakasih atas apapun yang telah kamu berikan ataupun lakukan untukku. Terimakasih untuk segala waktu yang telah kamu luangkan untukku. Terimakasih karena telah mengantarku hingga gang rumahku sekalipun jauh, sekalipun dingin. Terimakasih untuk yang terjadi di Paris, kuharap hanya aku, kamu, dan Tuhan yang tahu. Terimakasih untuk pelajaran yang dengan gigih kamu tanamkan untukku, menyayangi apa adanya, menyayangi tanpa balasan, dan menyayangi tanpa harus memiliki seutuhnya.

Untuk Tata : Aku tak pernah mengenalmu, begitupun kamu, kamu sama sekali tak mengenalku. Kuharap kamu dapat lebih menjaga bibir dan lidahmu untuk berbicara layaknya perempuan anggun yang memiliki tata aturan. Aku yakin kamu adalah cewek baik yang bisa mengubah Hendry. Jaga dia bila kamu benar-benar menyayanginya. Oh satu lagi, aku minta maaf tentang Feri, aku tak berniat seperti itu. Juga terimakasihku karena kamu membuatku untuk belajar bersabar.

Untuk Feri : Terimakasih untuk tawa di tiap detik kulewati bersamamu. Terimakasih untuk pelukan hangat yang penuh damai saat itu. Terimakasih untuk Hounted House Festival malam itu. Aku tak akan pernah melupakannya. Maaf telah merepotkanmu dan menyeretmu ka dalam masalahku. Aku minta maaf ya Bawel.Maaf karena aku menyayangimu ...

Tata dan Hendry

Thanks for the lessons all you gave to me.
Make me strong, make me better and mature, of course.
We are to young to think about love, but we are in the way practicing everything about heart, soul, desire, and something goodness.
Don’t worry thinking about who will be beside us, God knows whatever the best to hold us in this kind of hard life.
Just flow it like a water, learn from everything being happened, someday, God will brings us to everlasting happiness.
Trust me ..


Yogyakarta, May 14th 2011
Anjani Siswosoegitha
           

Sabtu, 14 Mei 2011

ours


There is a day when I woke up in the morning and feeling like I am moving in slow motion. Feeling disoriented. Like I was disconnected from my world. At that moment I will lying on bed and wondering.
I remember the day when I opened my laptop and started to surfing in internet, I see you all. Yes I am envy with them. I don't have any bestfriends here, I.. I feel lonely weather I am not. I.. I miss them but why I can't be the one with them, seems like I.. I wont. Yes I cry, yes I cry when I know their togetherness.
What now? What is next? How should I feel? What is going to happen? Want to go back to dreamland. But I realized I have reality to live for. I just get out of bed. Goes through daily routine. On the other hand, the day seems surreal. Somehow… I don’t feel a day.
Weird, really weird. Fool, actually fool.
I.. I just wanna share, just ignore it, I don't wish any caring...

Oleh : Etaak




i'm sorry for being like this. You know, I get little bit far with you, can you imagine it,
I remembered the day we wrote many text, could be lyrics, the day we sat on the second row from the pak ponidi's classes, when we were waiting @pepsi...nan, then we were drinking ice cream till the hard evening, when you cried in a silence, when you woke me up at the midnight to tell me 'bout someone with inisial D, everything seems so greatful, i enjoyed it, sometime i was in my dreaming to think when all of the warmness be repeated again, oh that's just ... Hopeless.
In other time i got my self fall down coz there's no one can listen my problem like you did, give me many hard thinking so i can understand enough hows life so hard too that i must get up to make something better.
Yes, you did. Actually i can't get it from anyone else. I mean, don't you ever feel lonely when many people sorround you, when they talk to you but everything feeling empty, so you have to give ur fake smile even though you never want it,
That's what i want to tell you about.. I really miss the day we talked about anything being happened, no one else knowing what i feel without any doubt.. It is you, i ever tried to looking for someone to talk to, actually, there's no one like you, exactly not ..
 
Oleh : Anit