Sabtu, 14 Juli 2012

Shocking Eyes


When I saw your shocking eyes, when I got me towards you. Thereupon some questions flight overhead. That eyes, told me the sadness or maybe pain or else just my heart injured and established my eyes to see wound?

Jumat, 13 Juli 2012

Ternyata

       Ternyata waktu yang panjang tidak cukup untuk membuat kita belajar. Ternyata percakapan yang rumit bukan satu-satunya cara untuk saling mengerti, untuk saling memahami. Ternyata pertemuan yang seringkali terjadi secara tidak sengaja tidak mampu menunjukkan bahwa takdir selalu mempertemukan kau denganku. Ternyata tertawa dan menangis bersama bukan hal yang sanggup menyatukan jalan yang tidak sama. Ternyata sakit hati bukan lagi hal yang mengindikasikan bahwa aku masih menyayangimu.
       Ternyata .... keegoisan yang akhirnya menghancurkan dirimu dan mungkin juga diriku. Ternyata kau sudah berlari jauh dan aku memilih bersembunyi dan mengeraskan hatiku. Ternyata aku sanggup melupakanmu. Ternyata aku sudah belajar.

Grandma

My lovely grandma, my beloved.
Would you mind to just ask me in my room door 'Where are you all day long?' Oh My, I damn miss it.
Or when you just said 'Stop to do that!' when I kissed you.
I miss you so shit. Please, be strong, Grandma. I am worrying all the times to see you on the bed.
God, wake her soul up ...


Justice

It;s not about you or me, it's just little us. 
Bcoz war means justice...

Are You?

'Weakness living in the body' - This Means War (2012)

Selasa, 03 Juli 2012

It's a ... Regret.

Hei, haruskah sesekali aku menangis lagi. Melihat bagaimana raut mereka .. seperti menjauh dari harapan. 
Empat tahun lalu, yaa, empat tahun aku berkutat dengan hal ini. Mendampingi bagaimana perjuangannya.. bagaimana dia sanggup bertahan dengan keterbatasan usia yang diberikan oleh Tuhan. Sempat marah pada Tuhan tentu saja, bagaimana tidak. Ah, sepertinya aku terlalu bangyak menuliskan kata itu... 'bagaimana'.
Benar, di sini banyak sekali menggantung kata itu. Betapa aku harus berterimakasih kepada Tuhan atas apa yang telah terjadi. Sungguh, aku sangat menyayanginya, dengan kerut yang makin lama tampak jelas di wajahnya, dengan bibir tipis yang senantiasa berpihak kepadaku, dengan rambut kering yang akarnya banyak kali tersiram herseptin. Bolehkah aku marah pada Tuhan andaikan aku sangat menyayanginya kini.
Oh God, how can it be so damn ........ confused.
Hari itu ketika aku pernah akan kehilangan dia, aku hanya duduk di tepi ranjangnya, menggenggam jemarinya dan merapalkan doa kepadaNya, 'Tuhan, aku sangat menyayanginya'.
Aku melihat nafas yang sering kali tersengal itu kusia-siakan, aku merasakan peluh yang menetes tanpa ampun itu menguap sia-sia.
Ah, Mah, andai Tuhan tidak memberimu sakit, mungkin aku masih saja melanggar perintahmu. Andai saja Tuhan tidak pernah memperingatkanku dengan mengambil jiwamu, mungkin aku masih sanggup berkata tidak. 
Aku mengiyakanmu, Mah .. aku diam untuk tidak menyakitimu. Aku sungguh meyayangimu, tanpa bisa dituliskan dengan sajak indah manapun di dunia ini. Tanpa sanggup dilukiskan di atas kanvas semahal apapun. Aku ......