Minggu, 30 Oktober 2011

Gemarame

Minggu, 30 Oktober 2011.
University Hotel, Yogyakarta.
Aku dan hampir dua ratus siswa-siswi di seluruh Daerah Istimewa yogyakarta mengikuti acara Gemar Membaca Rajin Menulis (GEMARAME) yang diadakan Balai Bahasa Yogyakarta di bawah Kementrian Pendidikan Nasional di University Hotel, Sleman.
Aku mewakili SMA 9 Jogja sebagai peserta bersama Dhelina P. dan dua adik kelasku. Dimulia dari jam 8 sampai 5 sore. Pertama, setiap siswa mengisi daftar hadir atau istilahnya daftar ulang. Oh yaa, ada bonusnya lho, map, 1 blocknote label Balai Bahasa, 1 blocknote label University Hotel, pulpen dan pensil. 
Satu gelas air putih yang terwadah cantik di gelas kaca duduk manis di meja panjang tepat di depan peserta dan beberapa buah permen kiss untuk mengurangi kantuk. Setelah moderator ada pembicara yang mengajarkan kami banyak hal tentang membaca dan menulis, dibawakan oleh Kepala Balai Bahasa Yogyakarta, Bapak Tirto Suwondo M.Hum.dengan sangat jelas, hanya saja menurutku itu sangat membosankan (hehehehe). Juga menurut Ellena (mamah) yang memberiku sebuah gambar monster bertuliskan 'itu bapaknya ngomong apasih, nggak kelar-kelar'. Haha.
Kemudian setelah Pak Tirto selesai menyampaikan materinya yang berjam-jam itu (kebayang nggak sih) kami dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing akan mengisi 4 kelas berbeda, kelas Sastra A, Sastra B, Bahasa A, Bahasa B.
Ada empat tuntor di masing-masing kelas, tapi yang ku tahu hanya salah tiganya, wkwk
Kelas Sastra A bersama Pak Sri Harjanto S., Kelas Sastra B (kelasku :D) bersama Ibu Evi W., Bahasa A dengan Pak YB Margantoro (Pembimbingku di Kokitalis :)) dan Bahasa B dengan Pak Adi (aku nggak kenal ._.) haha SKSD banget nih aku.
Untung saja aku tak sendirian di kelas Sastra A, aku bersama Ellena (mamah) dan Zeta (tante) sedangkan Semit (papah) masuk kelas bahasa dan Uni+Ratna di Sastra 2. Yang lainnya aku kurang tahu mereka masuk mana.
Jujur, awalnya aku nggak sreg di hati masuk kelas sastra. Membayangkan merangkai kata-kata indah bukanlah diriku. Kalau saja boleh memilih, aku memilih masuk di kelas Bahasa bersama Pak YB. Tapi mau dikata apa, keputusan panitia mutlak. Dengan sedikit berat hati, Aku, Ellena, dan Zeta masuk kelas Sastra yang ternyata tidak begitu membosankan. Tuntor kami, Bu Evi, cukup jelas menyampaikan materi walaupun aku sangat kesulitan untuk menuliskan puisi.
Kami dituntut menulis puisi dalam waktu yang sangat singkat, 15 menit setiap puisi. Puisi pertama bertemakan negara, kedua nasionalisme, ketiga budaya, dan terakhir humaniora.
Puisi pertamaku berjudul 'Gadis Mungil di dalam Kotak Kecil' mengisahkan tentang kemiskinan di Indonesia, betapa sulinya hidup di Indonesia tanpa uang.
Puisi keduaku tentang rasa nasionalisme yang diwujudkan dengan tidak mencontek, aku sendiri lupa judulnya.
Puisi ketigaku tentang budaya pacaran remaja jaman sekarang, di mana hubungannya sudah melampaui batas kemanusiaan.
Puisi keempatku tentang anak jalannan.
Yang bikin malu adalah ketika aku dipanggil Bu Evi untuk membacakan puisiku yang berjudul Gadis Mungil di dalam Kotak Kecil. Katanya puisiku itu sudah memenuhi kriteria. Akubelum bisa membaca puisi, asal tahu saja, aku sedikit grogi awalnya ketika membacakan puisiku di depan kelas.
Di akhir kelas, Bu Evi menyebutkan siapa saja yang harus mengumpulkan dua puisi dan empat puisi. Allhamdulillah aku hanya harus mengumpulkan dua puisi lagi yang berarti satu atau dua dari puisi yang kukumpulkan saat kelas berlangsung sudah diterima Bu Evi.
Asal tahu saja, puisi-puisi kami akan diterbitkan menjadi sebuah buku antologi. Seneng banget rasanya. Padahal yo awam banget masalah puisi (hahahahhaha).
Yang kudengar kelas bahasa harus mengumpulkan feature, seperti aku dulu ketika mengikuti kelas Bengkel Bahasa.
Rasanya seneng ketemu temen-temen, bangga, pokoknya yang paling mengesankan waktu ketemu lagi sama anak-anak bengkel dan sanggar, sesuatu yang bikin hatiku muncul bunga-bunga banyaaaaak banget. Love that day :*

Minggu, 23 Oktober 2011

Liar

Sayang, semua yang terjadi saat ini dalah sama ketika dulu kita tak saling mengenal, oh mungkin lebih tepatnya dulu ketika aku belum mengenalmu. Karena saat ini, aku tak lagi ingin mengenalmu... aku tak mengerti, tapi memang begini adanya.
Sayang, kau tahu, bahwa ketika hatimu tersakiti, maka akan ada luka di sana, luka yang menggores bagian dari hatimu. Lalu ketika luka itu telah bersemayam lama, lambat-laun luka itu akan kering. Tapi sayang, luka itu meninggalkan sebuah noda di hatimu, sekalipun luka itu sudah kering, luka itu meninggalkan bekas. Memang benar ketika luka itu tak lagi sakit, tapi bekas itu akan tetap meleka setia di hatimu, suatu waktu ketika si penggores luka itu muncul di kehidupanmu lagi, niscaya bekas luka yang telah kering itu akan memunculkan nyerinya. Begitu seterusnya. Yang dapat kau ambil dari sini adalah, luka dan bekas itu tetaplah ada, dia permanen di hatimu. Sayang, sama halnya dengan luka yang kau goreskan di hatiku, dia permanen, permanen, sayanku...
Sayang, aku pernah menyayangimu, bahkan mungkin sangat menyayangimu. Berawal ketika kau selalu ada untukku, disetiap waktuku, di setiap ambang batas lelahku, juga waktu bahagiaku, kau ada, kau nyata untukku.
Sayang, aku pernah begitu percaya padamu, seperti manusia yang percaya bahwa matahari akan terbit di setiap paginya dan tenggelam di senjanya. Aku pernah mempercayaimu, dengan sepenuh hatiku, bahwa apapun yang kau ucapkan, kau kerjakan, dan kau janjikan, adalah nyata untukku. Tapi sayang, kau tidak menepatinya, karena kau tidak menjunjung tinggi janjimu kepadaku. Sayang, aku kecewa...
Sayang, aku pernah begitu mengagumimu. Oleh caramu belajar dalam hidup dan hidup untuk belajar. Aku belajar banyak hal darimu, aku melihat sisi berbeda dari hidup. Terimakasih...
Sayang, manis dan pahit itu saling berimbang, bukan? satu waktu kau memberiku banyak hal tentang menisnya hidup, tentan manisnya memilikimu, tentang indahnya berbagi kasih, tentu saja denganmu. Waktu ketika kata 'aku' berubah menjadi 'kita'. Indah memang ... Sayang, tapi kau tahu? semua tak lagi indah untukku ketika kuterima pahit kenyataan bahwa kau, kau berkhianat padaku. Tentang semua ucapanmu, janjimu, dan... cinta kita. Kau berdua, kau memagut kasih dengannya, dengan gadis itu, ketika kau masih bersama denganku. Dan kau sayang, kau sangat menyakitiku.
Sayang, aku hanya ingin kau bicara padaku ketika sayang itu tak lagi kau miliki sepenuhnya untukku, ketika aku bukan lagi bahagiamu, atau ketika kau tak lagi menginginkanku. Aku ingin kau berlaku jujur padaku, aku ingin kau tak membohongiku. Aku pasti merelakanmu jika aku memang tak lagi baik di hatimu, maka aku tak akan sesakit ini.
Sayang, saat ini, maaf jika aku begitu sangat membencimu... Aku membencimu....

Dear : Arizal

Minggu, 09 Oktober 2011

Anjani

ANJANI
Mengandung Arti:
- Jalan penghidupan yang tentram, merdeka, bahagia dan sempurna
- Kecintaan dan kebahagiaan
- Kesempurnaan dan kebaikan
- Kesesatan dan kedukaan
- Ambisius/gemar/bernafsu mengejar kehormatan

http://www.indospiritual.com/arti-nama.html

October

Something will be different in this month, October. Sesuatu yang akan mengubah tatanan hidupku. Sesuatu yang sedikit baru, tapi kesempatan itu begitu besar di depan mataku hingga aku tak bisa berhenti untuk mengabaikannya.

13 Oktober 2011, sehari bersama walikota Yogyakarta, Hery Zudianto.
Mungkin aku belum banyak menulis lagi akhir-akhir ini, pasca liburan lebaran, aku tak banyak menulis. Bahkan semalam ketika aku berinisiatif membuka lagi buku diary dan catatan-catatan kecilku, tiba-tiba aku dengan entengnya menutupnya lagi. Tak ada satupun greget seperti yang biasa kulakukan. Satu yang kupikirkan hanyalah 'tidur', mungkin karena tenagaku yang terkuras habis setelah latihan dansa.
Apa aku pernah menceritakan tentang KOKITALIS? mungkin belum, seingatku memang belum, ohohoho :o
Later, I'll tell you, soon ..
Yang jelas, sehari bersama Pak Hery adalah satu pengalaman yang mungkin sangat marvolous buat aku, sesuatu yang baru. Melakukan yang terbaik? pasti :)

24 Oktober 2011, PORPROV Dansa DIY 2011. Aku dan pasanganku, Windi, bakal ngikut. Wakil Sleman tentu saja. Koreo udah hafal, tapi mungkin powernya kurang banget dan standingnya belum OK. Yaya ganbate Anit ! :D aku pasti berusaha.

Doain sayaa menang yaa :D AMIN.