Sabtu, 24 Desember 2011

Kau Puisi, Bondan Prakoso

Yo baby kau sosok yang punyai arti
Kau Puisi ketika datang sepi
Saat nikmati indah sunset pantai kuta
Hadirmu jadi pelengkapku di tata surya
Aku butuh dunia.. dan kau
sebagai pendamping ketika ku rasakan galau
Aku butuh cinta.. dan kau
adalah tema saatku rasakan galau

Kau ada untuk melengkapi diriku
Kau tercipta untuk menutupi kekuranganku
L. O. V. E. yang membuatku bisa bertahan
Seperti rumput yang tak kan tumbang oleh topan
Emosi, perasaan, jaminan rasa aman
Kau sanggup taklukan hati dengan sebuah senyuman
Aku berdiri karna kau hadir di sisi
Your my everything baby..
kau takkan pernah terganti..

Kaulah belahan hatiku
yang terangi aku
dengan cintamu
Kau hangatkan jiwaku
dan slimuti aku
dengan kasihmu

Ku coba gapai apa yang kau ingin
Saat ku terjatuh sakit kau adalah aspirin
Coba menuntunmu agar ada di dalam track
Kau catatan terindah di dalam teks
Dan aku mengerti apa yang kau mau,
hargai dirimu, menjadi imammu
Karna kau diciptakan dari tulang rusukku
selain itu karna kau bagian dariku.

Dan dirimu damaikan..
hatiku.. yeah..
Dan artimu..
tak akan.. berakhir..

Awalnya aku sama sekali tak mengenali lagu ini. Ketika aku sedang jalan-jalan di Amplas, Rastha memintaku untuk mencari lagu yang dinyanyikan oleh Bondan Prakoso yang berjudul Kau Puisi. Dan lagu ini.... bagus. Sangat simpel namun pas sasaran.

Christmas

Malam ini malam natal, 24 Desember 2011. Rollback ke masa beberapa tahun lalu. Mungkin sekitar delapan atau sembilan tahun lalu ketika aku menghadiri natal di kantor ibuku, Panti Asuhan Panti Asih. Sebelumnya, kantor ibuku adalah yayasan Kristen oleh Bethesda. Sehingga tiap tahunnya ada perayaan natal.

Dulu di setiap malam natal, aku selalu diajak ibuku untuk mengikuti acara natal di sana. Aku masih kecil dan malu-malu saat itu. Anak-anak dari rekan ibuku relatif lebih besar dariku, aku selalu merasa takut pada mereka. Haha lucu kalau inget.

Setiap anak kecil, juga aku, mengenakan gaun yang mungkin saat ini sudah jarang dikenakan oleh anak-anak kecil kebanyakan yang lebih memilih untuk mengenakan skippy atau skinny jeans. Aku masih ingat benar dengan model gaun-gaunnku ketika kecil, roknya ada berlapis-lapis sehingga bisa mengembang bagus, kalau bahasa jawanya mekruk.

Kembali ke acara, biasanya ada acara di gereja dulu, saat itu ibuku akan meninggalkanku sendiri di dalam gereja bersama orang-orang yang merayakan natal (aku muslim) atau menitipkanku pada sahabatnya, Pak Bejo atau Bu Lusi, ibuku akan mengecek semua stand makanan yang telah disiapkan di gedung lain yang akan digunakan untuk menggelar pesta natal.
Di dalam gereja biasanya juga ada hiburan berupa paduan suara, tarian, atu drama singkat. Aku lumayan menikmatinya.

Setelah acara di gereja selesai kami akan beralih menuju gedung untuk makan-makan bersama, nah saat itulah para anak kecil akan dikumpulkan untuk mendapatkan bingkisan besar berisi makanan ringan. Aku masih ingat benar, dulu aku sangat menyukai sesi pembagian makanan ini, yaaa namanya juga anak kecil, lebih menyukai makanan ringan ketimbang makanan berat (nasi, dsb.).

Aku cenderung malu-malu, ketika teman-temanku bermain kejar-kejaran atau sekedar mainan anak-anak seusiaku saat itu, aku lebih memilih duduk dan melihat mereka sambil sibuk dengan makananku. Maka, akan ada seorang anak laki-laki, dia adalah anak dari pimpinan di kantor ibuku. Dulu, dia selalu menggodaku, menghiburku, dan mengajakku bermain. Berbeda dengan anak-anak lain, dia mampu membuatku nyaman berada di dekatnya tanpa rasa malu. Aku dan dia akan berlari saling mengejar.

Tahun-tahun selanjutnya hal yang sama masih juga terjadi, namun lambat-laun ketika dia mulai beralih menjadi remaja dan aku masih tetap pada predikat anak-anak, dia jarang muncul di acara natal. Aku tidak lagi bertemu dengannya. Hingga suatu waktu ketika aku duduk di kelas enam SD, aku terbaring sakit seusai operasi amandel, ibunya datang padaku membawakan boneka dolphin yang besar dan apik, juga menyampaikan salam dari dia. Tentu saja, aku bahagia, karena sampai saat inipun boneka itu masih selalu menemaniku tidur.

Ketika aku memasuki umur ke empat belas aku datang ke kantor ibuku, aku menemui dia dan dia telah tumbuh begitu tinggi dan besar, tentu saja juga tampan, kudengar dia berhasil masuk di UGM fakultas hukum, tapi sayang, dia tidak mengenaliku, lupa atau ... entahlah aku juga tak mengerti.

Natal selanjutnya aku bertemu dengannya, namun tetap sama, tidak ada sapaan.

Apa kabarnya teman masa kecilku itu ? hmm... :)



Renovasi Blog

Huah, setelah beberapa jam, akhirnya renovasi blog besar-besaran selesai juga. Sebenarnya kalau dilihat-lihat nggak ada yang banyak berubah dari tampilan sebelumnya, dan yang membuat capek adalah aku harus mengulang renovasi berkali-kali karena gagal save. OmiGod, itu sangat menguras tenaga, pikiran, dan waktu.
Taraaaaa! theme bloge kali ini : birupinkhitam.
Oh yaaa, nyari widget jam juga membutuhkan waktu yang lama, mengingat aku maunya warna yang senada dengan tema dan itu sangat sulit. Beberapa ditemukan namun gagal simpan alias nggak muncul di blog, huhuhuhu.
Well, overall sudah lumayan. Yang jelas sekarang punya pet baru, anjingku itu. Ahaaa :D

Alhamdulillaaaaaaaah ^^

Belajar Sabar

Hari ini tidak begitu spesial selain memanjakan diri di rumah. Aku bangun sangat siang hari ini, sampai-sampai ketika aku keluar dari kamar tak ada satupun orang kutemukan di rumah kecuali seorang kakakku yang masih tertidur di kamarnya.

Kalau bangun tidur, nggak tahu kenapa tangannya udah otomatis buka tudung makanan di meja makan, nggak ada apapun kecuali roti cokelat, alhasil sarapan roti cokelat aja, lumayan ganjel perut, ahahaha.

Mandi terus terapi madu, baru mulai sih, dulu aku suka banget terapi madu, yaitu menggunakan madu sebagai masker wajah, dan hari ini pertama kalinya aku memulainya lagi. Harus jerit-jerit sendiri kadang, bukaaaan, bukan karena sakit, tapi berhubung rambutku tergerai jadi terkadang sehabis tiduran rambutnya nempel di pipi jadi lengket semua, lebay yaa pakai jerit segala, tapi udah refleks sih, hehe.

Simbok sempet datang ke rumah, nemenin aku, juga simbok di rumah kesepian, ahahah.
Setelah terapi madu, langsung deh cuci muka dan oles-oles dengan olive oil, supaya kulitnya nggak kering-kering banget, krim malam dari dokter bikin kulitku jadi pada ngelupas gitu, tapi efeknya lumayan kok, dulu juga gitu, sekarang harus sabar aja biar kulitku kembali seperti dulu, jerawatnya juga ilang, amiiiin. Lagian bukan masalah jerawatnya, tapi aneh banget dong kalau pipi kananku ada beberapa jerawat sedangkan sebelah kiri bersih. Umm, udah tinggal bekas sih sebenarnya. Ahaaaaay.

Mainan sama Lifi (keponakan) di depan rumah, terus tidur siang, sorenya mandi, daaaaan luluran, sampai saat aku posting ini, wangi lulurnya masih bisa aku cium lho, lulur beras, lumayan kok, hmm.

Tadi sehabis makan, lanjut minum susu, itu masih segelas, well, hari ini Rastha ke Purwokerto, ada family gathering gituu, nggak ada malming deh, nggakpapa lah, toh stay contact kok.

Satu point yang aku pelajari hari ini : Belajar menunggu dengan sabar dan telaten untuk sesuatu yang indah dan memuaskan dikemudian hari.

Jumat, 23 Desember 2011

Today is a wonderful day.

Dimulai dengan bangun sedikit lebih pagi dari biasanya karena aku bobo di tempat sepupuku, ahahahaha.

Setelah bangun, merapikan tempat tidur, langsung cuss pulang. Sampai rumah nengok kamar dong, ngaca sebentar lalu mulai membuka computer, online.

Nggak lama menjemput my lovely mom di rumah sakit, sampai rumah niatnya mau ke kantor Bernas, tandatangan buku H. Herry Zudianto untuk dimuseumkan, tapi batal karena Mbak Fauziah mau pergi, jadi besok deh.

Lantas pergi ke Ambarukmo Plaza (Amplaz) menyusul teman-teman tercinta, Deta, Kak Vicha, dan Anna. Di mall sebelum nyusul mereka malah ketemu sama Manda sama Kiki, ya sudah aku ajak sekalian aja ke Tamansari foodcourt.

Makan dan ngobrol tentu saja, terus jalan-jalan nggak jelas dan sedikit shopping.

Then, go home J

Even it sounds simple, but meaningful.

Hal yang pengen banget aku lakukan adalah main dan ngobrol banyak sama Ristaa Nadhliasa.

Rabu, 21 Desember 2011

VERY Amazing day

Selasa, 20 Desember 2011

Hari Selasa benar-benar hari yang unforgetable banget, memorable dan sangat berkesan di hati. Mungkin juga menjadi sebuah sejarah kecil yang mewarnai hidupku. Sesuatu yang menyenangkan, memuaskan, membanggakan, dan tanpa sendu ataupun duka sama sekali.

Poin pertama adalah ketika aku bisa go date sama Rastha Satya Sukma Dewabrana. Someone special in my heart and life also. Hari Senin Rastha menawariku untuk go date hari Selasa, tahulah apa jawabanku, tentu saja ku iyakan. Moment yang aku tunggu-tunggu selama lebih dari setahun belakangan ini. Terkadang menjadi sesuatu yang tidak pernah kuangankan, kumimpikanpun tak berani. Cemen yaah, haha.

Janjian di Galeria jam sepuluh, tapi yang ada aku ngareeeet karena ada urusan sama My Beloved MOM. Jam sebelas aku sampai di Gale, untuk menebus kesalahanku yang membuat Rastha menunggu satu jam, aku sempatkan membeli Big Choco Top di lantai bawah untuk Rastha sebelum aku menemuinya. Dua big choco top sudah dalam genggaman kedua tanganku. Naik eskalator, dan ketika sampai di dekat kolam, kulihat Rastha sedang duduk di kolam dalam dengan komik di hadapannya. Masih kuingat jelas wajahnya, haha marai grogi.

Kuhampiri Rastha dan kusodorkan big choco top di depan wajahnya, dia menengadah dan tersenyum, aku minta maaf, dong! haha.

Kami berdua makan es krim di pinggir kolam dalam Gale yang dihias salju, rusa, boneka natal (yang manusia salju itu lho), dan segala tetek-bengek natal. Aaah sesuatu banget deh pokoke. Satu hal yang saat itu masih sulit kubayangkan, 'nyata nggak sih'.

Es krim habis dan melanjutkan dating ke Benteng Vredeburg, masuk diorama, keliling-keliling, duduk di bawah pohon (sambil ngadem ini ceritanya), dan terakhir duduk di kursi di bawah tanaman gantung (yang merambat itu lho hidupnya). Ngobrol-ngobrol, sempat diganggu sama My Mom yang terus-terusan telepon. Hmm.

Next journey is Tamansari, di sana masih sama temanya : ngadem, hahahaha. Terus duduk di jendela berdua sambil ngelihat orang-orang sampe bosen. Oh yaa, sempat foto-foto juga. Dan Rastha sempat dimintai tolong sama mbak-mbak yang lagi hunting foto untuk jadi modelnya, hmm :).

Di jalan, si lampu merah, Rastha nembak aku. How wonderful ! kaget, senang, bingung, semua ngemix jadi satu. Aku bilang ke dia buat jawabnya nanti.

Lumayan mendung, next cari makan. Dapetnya malah di Gejayan, sampai hujan-hujanan juga. Parahnya aku nggak bawa mantel, huhu. Makan di Jogja Chicken. Menunya ya pastilah ayam dan sup jagung. Terus abis makan ya pulang.

Di ujung gang yang menembus Jalan Gejayan, aku berteriak 'Iya, Rastha, aku mau jadi pacarmu!'. Terus langsung tancap gas.

Dan taraaaaaa, tebak sendiri deh, haha.


And then the second point is, Launching buku perdana KOKITALIS di Balai Kota, Yogyakarta. Jam enam kumpul di kost Andri, bersama-sama ke Balai Kota dan masuk di taman depan. Wow! acaranya great deh. Berasa ada di acara resmi apa gitu, isinya banyak pejabatnya. Hmm.
Pra acaranya makan dan hiburan oleh Sanggar Nusantara dan Didi Kempot beserta kerabat-kerabatnya.

Sebelum aku menjabarkan acara intinya, judul dari acara di Balai Kota ini adalah apresiasi Pak Hery Sudianto (sebagai mantan Walikota dua periode) dan pelantikan walikota baru, Pak Haryadi Suyuti. Nah, di sela acara baru deh launching Buku H. Herry Zudianto (Judul bukunya: 'H.Herry Zudianto').

Acara inti pertama pembukaan, lalu sambuatan-sambutan, selingan, dan penutupan. Tapi berhubung anak-anak KOKITALIS sudah ngantuk berat, juga karena acara molor dua jam, akhirnya kami pulang sebelum acara selesai.

Saat launching kami dipanggil naik ke atas panggung dan menerima kenang-kenangan dari Pak Herry, isinya yaa cinderamata yang bentuknya gunungan wayang dan ada tandatangannya Pak Herry dengan tinta emas! benar-benar membuat terharu. Banyak yang foto, sampai-sampai bingung harus senyum atau biasa atau gimana, intinya ya, salting, hahahaha.

Benar-benar nggak menyangka kalau buku yang berisi tentang Pak Herry sudah terbit. Masih terbayang di kepala saat-saat audiensi di kantor walikota, foto bersama Pak Herry, penyampaian pendapat, lalu kunjungan-kunjungan ke rumah Pak Herry di Golo, mengikuti kegiatan Pak Herry saat launching Turgadam dan pentas seni di suatu desa. Pokoknya semua memberi kesan yang berarti di hidupku, pengalaman yang sangat wonderful, sangat berkesan, dan poin penting lainnya adalah, aku bangga berada di job ini.

Menulis observasi refleksi menulis observasi refleksi dan taraaaaa bukunya akhirnya terbit dan total 500 eksemplar yang akan dibagikan kepada tamu undangan, kelurahan-kelurahan, instansi tertentu, dan sekolah-sekolah.

Penasehat kami, Pak Kardi, SH. dan Pak YB. Margantoro benar-benar sangaaaat membantu dalam proses ini, merekalah yang mewadahi kami untuk melaksanakan proyek kali ini. Mereka orang-orang hebat :D.

oh yaa, dalam pembuatan buku kali ini tidak melibatkan seluruh anggota KOKITALIS, hanya delapan saja, karena yang lain memiliki kesibukan tersendiri yang tidak bisa ditinggalkan.

KOKITALIS yang terlibat kali ini :
-Uni Tsulasi P.
-Rezta Puspitasari T. A. H. I.
-Andri Septian C.
-Fitrah Fasyanabilla L.
-Anggit Nursasmito
-Ellena Nurmasari
-Ratnasari Dewi P.
- Tri Anjani (saya)


Saya saat di Benteng Vredeburg


Rastha pas di jendela Taman Sari


My purple dress


Di kamar mandi Balai Kota
(saya-uni-fasya)



Pak YB


Hal yang berarti itu ketika aku memiliki persahabatan yang hangat seperti yang mereka tawarkan kepadaku. Menjadi bagian tersendiri dalam hatiku, mereka adalah sahabat-sahabatku, yang mewarnai hariku. Juga kekasihku, yang selalu mendampingi.


Senin, 19 Desember 2011

Maafkan aku, Buk.



Buk, maafin anakmu dan ketledorannya. Aku benar-benar nggak tahu kalau cincin yang Ibuk kasih itu seharga 1,7 juta rupiah. Aku nggak sengaja menghilangkan cincin itu. Aku juga kehilangan, cincinnya bagus banget, bisa berkilauan kalau kesorot cahaya. Glow banget deh. Aku juga udah nganggep sebagai cincin keberuntungan malah, cincin yang benar-benar sangat spesial dari Ibuk. Maafin anakmu, Buk ..

Ini di foto ini cincinnya kelihatan :(

Saat rias, makan sama ganti cincinnya masih ada, tapi pas keluar kamar mandi aku langsung kerasa aku nggak pakai cincin itu, aku kembali masuk kamar mandi dan mencari, hasilnya nihil, Buk. Aku udah nyari ke mana-mana tapi nggak ketemu.
Sedih, Buk, bukan karena harganya, tapi karena itu dari Ibuk. Tambah bersalah karena Ibuk nggak ngomelin aku gara-gara cincin itu hilang, cuman sedikit sedih. Maafin aku, Buk .. Maafin Anjan ..

Sangat kecewa (WIS)

Kata teman-temanku, yang juga teman-temanmu, kau bukan orang yang baik untuk berteman, sekalipun aku mengiyakannya, aku tetap saja berusaha sebaik mungkin padamu, karena aku menghargaimu. Tapi kau lihat, kau bahkan tak pernah menghargai aku. Kau tidak memiliki etika halus sebagai seorang perempuan, maaf jika kata-kataku kasar, tapi ini seperti apa yang kurasakan.
Bukannya aku mengucilkanmu, tapi semua teman-teman SMPku selalu mengolok-olokku yang berteman denganmu, asal kau tahu, aku selalu menjaga nama baikmu di depan mereka, kecuali pada saat-saat tertentu ketika kelakuanmu di luar batas manusiawi.

Terkadang kau memang baik, dan hal itulah yang DULU membuatku berpikir untuk melihatmu hanya dari sisi baik, agar hubungan pertemanna kita terbina dengan baik. Tapi lambat laun kau justru mengkhianatiku, aku sangat mengerti ketika kau merasa ingin lebih unggul dariku, kau juga tidak mau disalahkan, pernahkah kau merasa. Hal ini juga yang menjadikan aku underpressure ketika bersamamu.

Satu hal yang tidak kusukai, kau juga memaksa, seperti yang dikatakan Ferry dan Dhova ketika mengeluh tentangmu kepadaku, aku hanya tersenyum tipis dan diam untuk menjawab keluhan mereka. Kau tahu, aku sengaja tidak memberitahumu, semata-mata untuk menjaga nama baikmu di depan mereka.

Pemicu klimaksnya adalah ketika pulang latihan dansa dari Balai Kota. Saat itu badanku sedikit tak enak, jadi aku memutuskan untuk naik Trans Jogja saja. Ketika pulang aku terpaksa nebeng, tapi hal yang mengecewakan untukku adalah ketika kau tidak mengantarkanku sampai rumah dan justru meninggalkanku di jalan malam-malam ketika jalanan sudah sangat sepi, aku biasa saja hanya sedikit was-was karena aku adalah wanita, aku menelepon kakakku yang sedang asyik nonton bola dan terpaksa menjemputku, awalnya dia ingin marah padaku karena mengganggu acarany anonton bola, tapi dia urung memarahiku yang kau tinggal sendirian di pinggir jalan, dia justru marah padamu yang tega meninggalkanku sendirian kondisi malam-malam ketika jalanan sudah sangat sepi, kutegaskan sekali lagi, ketika jalan sudah sangat sepi. Dan resiko hal buruk akan terjadi padaku sangatlah besar.

Coba kau ingat kembali, di hampir setiap latihan aku menjemputmu di rumah dan mengantarkanmu pulang hingga depan rumah. Aku mengantarkanmu bertemu dengan berbagai lelaki dan menungguimu hingga lelaki itu datang baru aku pulang, tidak sepertimu yang meninggalkanku begitu saja dan sama sekali tidak mau menemaniku.

Pernah satu waktu aku disidang oleh keluargamu karena ulahmu, aku hanya ingin ada urusan sedikit denganmu ketika bulikmu tiba-tiba memintaku untuk tinggal sebentar. Saat itu kau tidak ada di rumah, dari bulik-bulikmu, kakek nenekmu, mbakmu, hingga adik-adikmu, semuanya mengerumuniku dan bertanya siapa aku, aku jawab sebenarn6ya, bahwa aku adalah pasangan dansamu, hingga tiba-tiba mereka semua bertanya di mana keberadaanmu yang beberapa hari tidak pulang ke rumah, aku bahkan sangat tidak tahu, mereka mengeluh banyak tentangmu. Kau tahu aku jadi merasa tidak enak karena aku takut mereka akan berpikir aku juga salah satu dari teman pergaulanmu yang ada dalam tanda kutip. Aku risih, aku bahkan merasa tidak berhak untuk mengetahui segala aibmu yang dibeberkan oleh bulikmu kepadaku saat itu.

Terkadang aku kasihan padamu mengingat kondisi keluargamu, tapi sikapmu yang keterlaluan membuatku urung untuk bersimpati padamu.

Kemarin, tanggal 18 Desember 2011, aku dan kau mengikuti kejurnas dansa di Graha Sarina Vidi. Tanggal 17 pagi aku menghubungimu untuk daftar ulang lomba, tapi kau jusru sulit dihubungi, akhirnya aku mengajakmu sore saja tapi kau juga tetap tidak membalas dengan pasti SMS-SMSku. Hingga malam tiba aku harus pergi ke daerah Rejowinangun (selatan Gembiraloka) untuk kumpul KOKITALIS dan prelaunching buku tentang Pak Hery Zudianto. Malam itu kau bilang kau yang akan mendaftarkan kita untuk lomba, dan bodohnya aku mempercayaimu.

Minggu pagi (18/12) aku sudah merkemas untuk kejurnas nanti siang jam 11. Ketika tiba-tiba kau bilang kejurnas batal karena kau belum daftar, pernyataanmu yang benar-benar membuatku shock. Aku merasa tak enak hati pada Tante Ita yang sudah melatih, teman-teman semua, dan Mbak Mar yang memfasilitasi hingga detail kostum. Aku takut mengecewakan mereka, tetapi faktanya memang begitu. Aku tahu, kau ragu dengan alasan saingan kita terlalu berat sehingga lebih baik tidak ikut, tapi aku tahu bukan itu alasanmu, kau lebih memberatkan lomba dancemu daripada dansa kita.

Aku menghubungi Tante Ita dan minta maaf karena ketledoran dan ketidakpastian yang sangat mengecewakan bab kejurnas. Tapi beliau bilang justru kita tetap mengikuti kejurnas, karena beliau telah mendaftarkan kita.

Aku menghubungimu dan kau MENYANGGUPI untuk mengikuti kejurnas.

Sampai di Graha Sarina Vidi untuk kejurnas, aku dan kamu telah siap, dandan dan segala macamnya. Rundown menunjukkan bahwa kita maju lomba jam 15.30, kau ijin untuk lomba modern dance di UGM dengan membawa motorku, jam 13.15 kau berangkat dan berjannji untuk segera pulang, perjalanan sekitar satu jam (PP) dan tampil sekitar 15 menit, dan harusnya kau sudah sampai sekitar jam 14.30. Setengah jam sebelum tampil (tampil jam 15.15) aku sudah menelponmu berkali-kali namun tidak ada jawaban, waktu berlalu dan kita didiskualifikasi dari perlombaan karena kau tak juga datang, kau tahu, ini menjadi hal yang sangat memalukan. Kau bahkan tidak bisa membedakan mana yang lebih penting di antara KEJURNAS dan lomba modern dance antar kota. Kau juga tidak bertanggungjawab dengan perkataanmu yang berjanji segera kembali.

Setengah jam sebelum tampil semua atlit sudah berbaris untuk masuk ke dance floor dan aku masih duduk di kursiku menunggumu dengan cemas ditemani seorang bapak-ibu yang terus menerus memberiku support agar sabar dan sabar, aku seperti orang bodoh yang menunggumu tanpa kepastian. Aku terus menghubungimu sejak 45 menit sdebelum lomba. Tapi jawabannya? NOTHING.

Dan hingga suatu waktu Tante Ita lewat di depanku dan mengobrol sebentar denganku, dia juga bertanya padaku akan keberadaanmu dan aku menjelaskan dengan suara gemetar, kau tahu, sakit di hatiku, sesak rasanya. Dia kaget ketika mendengarnya dan dia mengelus dadaku serta menyuruhku untuk tetap bersabar. Lady-lady sudah tampil dan sudah memasuki quarter final, aku pulang dengan sangat kecewa. Bahkan ketika aku pulang kau tak juga muncul di sana.

Kau bahkan tidak berani menelfonku dan sekedar minta maaf, kau tidak berani memulangkan motorku ke rumah, kau menyuruh adik kelasmu ntuk mengantarkan motorku ke rumah. Kau juga tidak bertanya bagaiman kondisinya. Kau sangat memalukan.

Kalau kau memang ingin membatalkan kejurnas seperti yang kau bilang padaku pagi itu, kau bilang, jangan kau menyanggupi bahwa kau BISA melakukannya.
Kau harus memilih salah satu, lomba dancemu atau kejurnasmu, hidup itu pilihan, dan satu waktu kau hanya boleh memilih satu.

Kau mengecewakanku teramat dalam, kau ... sangat tidak bisa dipercaya.
Aku tidak ingin mengenalmu lagi sekalipun kau telah kumaafkan.

Jumat, 16 Desember 2011

before saturday

Dalam hati kecilku, ada suatu ketakutan tersendiri. Bagaimana tanggungjawabku dengan nilai-nilaiku semester ini.

e n d
nggak ngerti harus post apa.

Selasa, 13 Desember 2011

smile



Jangan terlalu memikirkan orang yang kau sukai, itu hanya membuang waktumu dan membuat imajinasimu semakin berkembang. Jangan terlalu berharap kepada orang yang belum pasti juga memiliki rasa yang sama denganmu, karena semakin besar harapan itu, maka semakin besar pula resiko sakit yang akan kau dapatkan. Keep moving, keep spirit, keep smile, and.... stay cool :)

Decision

I ever thought who is the good one, the best one, actually the reason that I took to choose who would be my destiny. You or him. Both you have your own individual language that all you transmitted into my heart. Something meaningful and hopefully pump up my soul. It was hard, realized who is the one, the one I really love. When you were not in me, he came to my life. Listened my story from the simplest one to the complex. And inside it, there were so many you, you were the reason my story is begun. Even he hold me, he never get me as you get me. Can you understood how it can be done with the end is you, even there were so many him, the end of me is you. Sometimes I can bad of thinking that you, you just admire me not love me. But heart, who can predict. As I think as I know, you are the one I choose, I suppose, and I love. Just believe me, I’m not blaming you. I was born to make some decision. And one of those decision is to love you..

Minggu, 11 Desember 2011

Pudar

Aku tidak pernah mengeluh karena menunggumu terlalu lama, karena aku sangat yakin dengan apa yang aku letakkan di dasar jiwaku, yaitu sayangku kepadamu.
Apa kau pernah melihat sebuah film di mana ada seorang wanita yang hidup tanpa sebuah jiwa yang bernanung di hidupnya, maka jadilah dia mayat hidup. Tapi tidak denganku, sekalipun kau tidak memberiku asupan jiwa yang lebih, aku masih mampu mengisinya dengan segala pemikiranku akan dirimu.
Terkadang ketika aku melihat seorang gadis yang diberi cincin oleh pujaan hatinya, atau sepasang kekasih yang mengayuh sepeda dengan binar lampu warna-warni, dua ekor kura-kura yang melompat dari ranting yang mengambang menuju dasar danau paling dalam, juga sepasang angsa yang saling beradu tatap mesra. Kau tahu, aku pernah memimpikan suatu waktu kau akan berjalan menggandeng tanganku erat atau sekadar menatap penuh ke dalam mataku, hal yang tidak rumit tetapi masih jauh dari jangkauanku.
Ada kalanya aku kembali dari mimpiku dan menatap hidupku dalam nyata. Maka aku akan menemukan sisi lain dari harapan-harapanku, ada dia, dia, dan dia, juga mereka yang mewarnai kertas kosong dalam lembaran worksheetku. Memenuhinya dengan corak berbagai bentuk hingga menampilkan indah dan pahit. Tapi yang indah adalah satu dari semua, adalah dia.
Jika aku menyebutnya dia, maka dia adalah dia yang mengisi hampir seluruh kertas bersihku menjadi goresan-goresan penuh makna. Ketika aku bahagia, menggambar pelangi penuh eksotisme dalam warnanya, atau ketika mendung tiba-tiba berada di atas kepalaku dan menggulita dalam setiap langkahku. Dia ada, menyediakan kuas dan cat juga menyiapkan lampion terang yang menunjukkan arah jalanku. Dia juga meminjamiku payung ketika mendung tiba-tiba memunculkan rintiknya.
Dalam hati kecilku, aku ingin kau lah yang sanggup berada di sampingku, bukan dia. Tapi destiny menyebutnya berbeda. Dia berjungkir balik hingga menukar posisimu dan si pemilik payung.
Tenang saja, kau adalah bintik-bintik kecil yang sanggup memasuki setiap ruang kecil di kertas bersih yang telah terisi penuh coretan orang-orang yang sangat berarti, kau meyusup di tiap ruang kosong hingga tanpa disadari, kaulah backround dalam setiap lembar worksheetku. Cantik, memang.
Yang kutakutkan hanyalah, ketika dia mampu mengubah dominan dirimu dari setiap kedip dalam hidupku. Hal yang bernagsur-angsur membuatmu tersingkir dari hidupku juga ketika kau tak juga memintaku untuk datang menghampirimu. Karena tanpa ajakanmu aku akan tetap pada berdiriku di sini, tanpa menyurutkan langkah sejengkalpun.
Benar, aku memang masih menunggumu, tapi takutku akan kedatangannya menjadi maha mega ..

Sabtu, 10 Desember 2011

Kita Berdua

Oleh : Rastha Satya Dewabrana

Kita berdua

berjalan bersama malam itu

melewati waktu demi waktu

Kita berdua

saling mengungkap tabir setiap diri

melantunkan romantisme

bagai mekarnya mawar

Kita berdua

sadar akan setiap rasa

terbentuk karena keakraban

Kita berdua

selalu memberi

dopping setiap asa asa kita

Namu Kita Berdua

belum bisa melakoni

ajang roman tersebut

karena kita tahu

kekhawatiran disetiap kita

muncul agar kita diberi jarak

sebelum menjadi sebuah

roman yang luar biasa

Semoga


Rabu, 07 Desember 2011

Choco Top

December is somin'

Bukan karena aku tidak lagi suka menulis. Aku masih sangat menyukainya. Ini mungkin pertama kalinya di bulan Desember, aku menulis di blog ini lagi. Apa kabar teman-teman? Semoga Tuhan selalu melindungimu, amin.

Banyak hal yang terjadi selama beberapa bulan terakhir ini. Sangat membuatku terpaksa belajar lebih dalam untuk memaknai hidupku. Aku selalu ingat benar dengan apa yang selalu dikatakan ibuku, dan aku memepercayainya. Ini tahun keduaku di Sekolah Menengah Atas, dan Beliau bilang inilah tahun ketika remaja seusia kita menjadi berhasil atau tidak.

Aku bingung dengan diriku sendiri, mungkin benar tentang remaja yang sedang mencari jati dirinya di usia sepertiku, sekalipun awalnya aku tidak pernah mempercayai studi tentang hal itu, karena kupikir, itu hanya delapan puluh persen dari populasi saja yang membuktikan, dan mungkin aku bisa menjadi yang dua puluh persennya. pika21

Emm apa yaa, bulan ini ada ujian tengah semester, di mulai tanggal 1 Desember 2011. Tentu saja menjadi hal yang emm lumayan resmi buat aku.
Ini udah hari ke tujuh, itu artinya satu hari lagi terakhir yaitu besok dan ujian telah usai. Hahahhaha.
blogger-emoticon.blogspot.com


Aku seorang yang pemalas, terutama satu semester ini, karena waktuku untuk belajar tersita untuk kegiatan komunitas dan latian dansa untuk persiapan PORPROV DIY 2011.
Dan aku sedikit menyesalinya, hingga akhirnya aku 'sedikit' belajar dengan sungguh-sungguh pada ujian kali ini. Tapi hanya terpusat pada mata pelajaran penjurusan saja, kimia, fisika, biologi, matematika, bahasa inggris, dan bahasa indonesia. Yang sangat mengecewakan adalah mapelnya anjlook selain itu, contoh saja, karena sibuk belajar mapel utama, aku sama sekali tidak membuka buku TIK ku, alhasil bisa dipastikan nilai TIK ku sangat hancur.

Alhamdulillah Biologi aku tidak harus menjalani remidial, setidaknya nilaiku dua poin di atas KKM. Untuk Seni Budaya aku juga tidak harus mengikuti program ribet pengulangan maksiat itu, padahal di ujian kemarin remidi aku lhoo..
Tapi sayang seribu sayang, mapel Bahasa Prancis harus rela remiadial. Dan yang sangat memalukan, mapel Bahasa Indonesiaku juga remidial, hanya menthok di 7 nilaiku. Padahal udah merasa PD tingkat tinggi waktu ngerjainnya. Humm.

Mungkin di semester dua aku akan mengajukan les, aku sadar, aku sangat membutuhkannya, sangat sangat sangaaaaaat ! huh.

Kejurnas Dansa besok tanggal 18 Desember 2011, itu artinya sebelas hari lagi
blogger-emoticon.blogspot.comblogger-emoticon.blogspot.com

Oh yaa, alhamdulillah juga, tanggal sembilan belas atau dua puluh Desember, launching buku perdana KOKITALIS lho ! Hmm seneng bangeeet deh
blogger-emoticon.blogspot.com


Ini jurnal singkatku hari ini, membuka lembar bahagia untuk Desemberku, amin.